Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia dengan tren pertumbuhan yang positif dalam lima tahun terakhir (2018-2023).
Permintaan dunia dalam lima tahun terakhir selalu positif sebesar 9,13 persen dengan total capaian USD 865 miliar, sehingga menempatkan Indonesia sebagai pemasok besi dan baja terbesar ke-7 dunia dengan nilai ekspor USD 28,41 miliar. Sektor ini juga menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor nonmigas andalan Indonesia pada Januari–September 2024.
Baca Juga: Jababeka Movieland Jadi Pusat Industri Film, Dubes India Janji Tarik Investasi
Mendag Budi menyampaikannya dalam sambutannya saat melepas ekspor produk baja rendah emisi balok las (welded beam) senilai USD 1,5 juta atau setara Rp24,3 miliar produksi PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GRP) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).
Tujuan ekspor tersebut adalah Selandia Baru, dan merupakan bagian dari total 1.210 MT baja yang akan dikirim secara bertahap hingga Maret 2025.
“Dengan tren pertumbuhan sebesar 38,79 persen dalam lima tahun terakhir (2018–2023), Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia. Diharapkan kontribusi GRP dapat memotivasi eksportir yang lain,” kata Mendag, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (16/1).
Mendag Budi mengungkapkan, eksportir besi dan baja Indonesia ke Selandia Baru mendapat kemudahan tarif hingga nol persen dengan memanfaatkan perjanjian perdagangan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).
“Dengan bea masuk sebesar nol persen, diharapkan Selandia Baru menjadi salah satu negara tujuan utama bagi ekspor besi dan baja Indonesia,” ungkap Mendag Budi.
Pada sambutannya, Mendag Busan juga menyampaikan tiga program prioritas Kemendag, khususnya untuk meningkatkan ekspor. Program tersebut yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi).
“Kemendag mempunyai perwakilan di luar negeri yaitu Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara yang siap membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menembus pasar ekspor,” tambahnya.
Sementara Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk, Fedaus, menyampaikan kebanggaannya karena GRP dapat mendukung pembangunan global melalui ekspor baja rendah emisi berkualitas tinggi. Ia pun mengapresiasi dukungan Kemendag atas capaian strategis GRP dalam memperkuat produk dalam negeri di kancah internasional.
”Produk yang diekspor memenuhi standar internasional dan berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Ini adalah langkah nyata GRP dalam mendukung visi Indonesia sebagai pemain utama di pasar baja global yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Pelepasan ekspor ini mencerminkan tingginya kepercayaan dunia terhadap produk baja Indonesia. Hingga 2024, GRP telah mengekspor produk baja ke 35 negara, dimana nilai ekspor di tahun tersebut mencapai sekitar USD 20 juta . Selain itu, dalam tiga tahun terakhir (2021—2024), akumulasi ekspor GRP telah mencapai USD 87 juta dengan pasar utama di antaranya Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya