Perjalanan Bisnis Indra Gunawan hingga Sukses Dirikan Hotel Kapsul Bobobox

Perjalanan Bisnis Indra Gunawan hingga Sukses Dirikan Hotel Kapsul Bobobox Kredit Foto: Bobobox
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era digital, teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk industri perhotelan. Bobobox adalah contoh perusahaan yang sukses mengintegrasikan teknologi dengan layanan akomodasi, menciptakan pengalaman menginap yang inovatif. Dengan fitur seperti smart pod, akses berbasis aplikasi, dan desain futuristik, Bobobox membuktikan bahwa inovasi digital dapat meningkatkan kualitas layanan di industri perhotelan.

Sosok di balik inovasi hotel kapsul ini adalah Indra Gunawan, seorang pengusaha muda. Di usia 38 tahun, ia telah melalui berbagai tantangan dalam dunia bisnis sebelum mencapai kesuksesan seperti sekarang.

Indra menempuh pendidikan di University of Melbourne pada 2005. Awalnya, ia bercita-cita menjadi profesional di dunia kerja. Namun, saat itu usaha sang ayah mulai mengalami penurunan, dan ia diberi tanggung jawab untuk meneruskannya. Bisnis yang dijalankan ayahnya adalah percetakan (printing shop).

Sebelum mengambil alih bisnis keluarga, Indra sempat bekerja sebagai konsultan bisnis. Pengalaman tersebut memperkaya wawasannya tentang dunia usaha. Ketika mulai memimpin perusahaan, ia mempelajari berbagai strategi manajemen dan pengembangan bisnis.

Salah satu langkah awalnya dalam mengembangkan usaha ayahnya adalah dengan berfokus pada kemasan (packaging), yang menurutnya memiliki potensi lebih besar di dunia bisnis. Untuk memperluas pasar, ia bekerja sama dengan Antonius Bong dan membuka kantor perwakilan di Australia. Tujuannya adalah mengekspor hasil produksi percetakan ke pasar Australia.

Seiring waktu, Indra mulai mempelajari bisnis manufaktur dan menggandeng klien dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

Baca Juga: Cerdiknya Ye Guofu Membangun Miniso di Masa Ekonomi Melambat, Kini Sukses Punya 7000 Gerai di 110 Negara

Pada 2009, ia mendalami skema fundraising dan lanskap bisnis teknologi yang saat itu memiliki potensi besar. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2012, ia dan Antonius merintis bisnis di bidang game. Setelah meraih kesuksesan, bisnis tersebut diakuisisi oleh Emtek, pemegang lisensi BBM dan BlackBerry.

Setelah bisnis game, Indra memiliki ide untuk mendirikan startup web Cantik.com, sebuah marketplace khusus pakaian wanita. Ia optimistis bisnis ini memiliki prospek cerah, mengingat industri fashion dan gaya hidup di Indonesia sedang berkembang.

Namun, bisnis ini tidak bertahan lama. Mereka menyadari bahwa sebagai pria, tidak mudah untuk mengikuti tren fashion wanita secara relevan. Dari pengalaman ini, Indra belajar bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya bergantung pada besarnya pasar, tetapi juga harus didukung oleh passion, budaya kerja, dan faktor lain yang relevan.

Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke dunia profesional sebagai konsultan bisnis di salah satu perusahaan teknologi. Keputusan ini diambil karena ada prioritas lain yang harus diperhatikan dalam hidupnya.

Namun, selama bekerja sebagai konsultan, Indra merasakan keinginan kuat untuk kembali berbisnis. Ia pun mengajak Antonius lagi untuk menciptakan bisnis yang memiliki prospek jangka panjang.

Melalui riset dan inovasi, mereka akhirnya menemukan ide untuk mendirikan hotel kapsul. Konsep ini terinspirasi dari perubahan perilaku konsumen dan tren bisnis yang terus berkembang. Saat melakukan riset, Indra membaca sebuah artikel yang menyatakan, "Jika ingin menciptakan produk atau layanan yang legendaris, produk tersebut harus menjadi bagian dari gaya hidup."

Berangkat dari pemikiran tersebut, ia memilih untuk mengembangkan bisnis yang berkaitan dengan tidur, karena tidur adalah kebutuhan dasar setiap orang. Kebetulan, keluarganya memiliki hotel di kawasan Cipaganti, Bandung. Saat mengunjungi hotel tersebut, ia sering mendengar keluhan tentang penurunan bisnis.

Baca Juga: Jalan Sukses Lim Goh Tong Sang Pendiri First World Hotel, dari Tukang Kayu hingga Bangun Hotel 7.351 Kamar

Indra pun mencari solusi dan menemukan bahwa konsep affordable travel bunk bed dan hotel kapsul mulai diminati pasar perhotelan.

Ketika merintis Bobobox, beberapa rekannya sempat meragukan prospek bisnis ini. Namun, dengan tekad kuat, inovasi, dan visi yang jelas, mereka terus menjalankannya.

Saat ini, Bobobox telah memiliki 27 lokasi dengan sekitar 500 karyawan. Mereka juga menghadirkan produk baru, Bobocabin, yang terinspirasi dari konsep new normal saat pandemi Covid-19, dengan pengalaman menginap bernuansa alam.

Saat ini, tingkat hunian Bobocabin mencapai 90%, sementara Bobobox Pods berada di atas 80%, dengan beberapa lokasi bahkan mencapai 90%. "Kami melihat tren ini akan terus meningkat, terutama karena pandemi telah berakhir."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: