Jalan Sukses Lim Goh Tong Sang Pendiri First World Hotel, dari Tukang Kayu hingga Bangun Hotel 7.351 Kamar

First World Hotel yang terletak di Genting Highlands adalah salah satu daya tarik bagi wisata Malaysia. Hotel ini menjadi menarik tidak hanya karena ukurannya yang sangat besar, tetapi juga karena kompleks hiburan dan fasilitas lengkap yang ditawarkan.
Hotel terbesar di dunia ini, yang merupakan bagian dari Resorts World Genting, terhubung dengan pusat perbelanjaan SkyAvenue dan First World Plaza. Kawasan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan, seperti kasino, restoran, toko ritel, taman hiburan indoor, dan banyak lagi. Tak heran jika tempat ini sering disebut sebagai "Las Vegas-nya Asia."
Dengan sekitar 7.351 kamar yang tersebar di tiga menara besar, First World Hotel memegang rekor sebagai hotel terbesar di dunia berdasarkan jumlah kamar, yang diakui oleh Guinness World Records pada 2006-2008. Gelar tersebut sempat diambil alih oleh The Venetian di Las Vegas, namun First World Hotel kembali merebut gelar tersebut setelah ekspansi besar pada 2015.
First World Hotel menjadi simbol dari keberhasilan Genting Group yang dibangun oleh mendiang Lim Goh Tong.
Lim Goh Tong lahir pada tahun 1918 di Anxi, China, sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara. Meskipun berasal dari keluarga yang cukup mampu dan mendapat pendidikan yang layak, kehidupan Lim berubah drastis setelah kehilangan sang ayah saat ia berusia 16 tahun. Kehilangan ini membuat kondisi ekonomi keluarganya menjadi tidak stabil dan membuatnya terpaksa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pada usia 19 tahun, dengan kondisi yang semakin buruk di China akibat penjajahan Jepang, Lim memutuskan untuk merantau ke Malaysia. Melansir Forbes, meski tidak bisa berbicara dalam bahasa Inggris atau Melayu, ia tetap datang ke Malaysia pada tahun 1937. Lim mulai bekerja sebagai tukang kayu dengan upah hanya 80 sen per hari, yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Setelah dua tahun bekerja keras, Lim akhirnya berhasil menjadi subkontraktor untuk proyek pembangunan beberapa sekolah di Malaysia. Namun, kesuksesannya tidak berlangsung lama karena penjajahan Jepang masuk ke Malaysia dan menghancurkan seluruh usaha Lim.
Tak menyerah, Lim memulai lagi dari nol, kali ini dengan bisnis pertanian dan perdagangan sayuran. Meski begitu, peluang muncul ketika Lim melihat potensi pasar besi dan mesin berat bekas yang dibutuhkan dalam eksploitasi pertambangan oleh Jepang. Bisnis ini berkembang pesat dan keuntungan yang didapatkan digunakan untuk mendirikan perusahaan konstruksi bernama Qian Private Limited. Melalui perusahaan ini, Lim dipercaya oleh pemerintah Malaysia untuk mengerjakan berbagai proyek besar, seperti Bendungan Anyer Hitam dan irigasi ke Bumbu.
Pada tahun 1964, ia memutuskan untuk memulai sebuah proyek ambisius di bidang pariwisata, yaitu membangun Genting Highland, sebuah kawasan wisata di pegunungan Ulu Kali, dekat Kuala Lumpur.
Banyak orang meragukan proyek ini dan menganggapnya mustahil, tetapi Lim tetap fokus dan melanjutkan proyek meskipun berbagai hambatan teknis dan kekurangan pasokan air, listrik, serta akses yang sulit.
Keberanian Lim membuahkan hasil yang luar biasa. Genting Highland, yang dulunya hanya tanah kosong, kini menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Malaysia. Tanah yang dulunya murah, kini memiliki nilai puluhan juta Ringgit per meter persegi. Genting Group, yang didirikan oleh Lim, sekarang memiliki market value sebesar 15 miliar Ringgit (sekitar Rp49 triliun) dan telah merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya.
Baca Juga: Kisah 'Ngeyel' Mochtar Riady, dari Jaga Toko hingga Sukses Mewariskan Lippo Group
Baca Juga: Jejak Sukses Edwin Soeryadjaya, Keluar dari Astra hingga Sukses Lewat Saratoga
Kini, setelah Lim Goh Tong meninggal pada 2007, kontribusinya dalam mengembangkan pariwisata dan industri hiburan di Malaysia tetap dikenang. Hal itu diwujudkan salah satunya melalui patung yang didirikan di Kuil Gua Chin Swee di Genting Highlands.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement