Cerdiknya Ye Guofu Membangun Miniso di Masa Ekonomi Melambat, Kini Sukses Punya 7000 Gerai di 110 Negara

Miniso telah menjadi salah satu merek ritel yang digemari masyarakat berkat produk-produknya yang unik, berkualitas, dan tetap terjangkau. Dengan desain minimalis dan konsep harga bersahabat, Miniso berhasil menarik perhatian konsumen di berbagai negara.
Namun, Miniso bukanlah merek yang dibangun secara instan. Di balik kesuksesan Miniso, terdapat perjalanan panjang dari sang pendiri, Ye Guofu, yang berjuang dari nol hingga menjadi miliarder.
Ye Guofu lahir pada 1978 di desa kecil kawasan Pegunungan Shennongjia, Hubei, China. Sebagai anak seorang petani, ia tumbuh dengan keinginan besar untuk mengenal dunia luar, terinspirasi dari kalender bergambar kota-kota metropolitan yang sering dibeli oleh ayahnya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Ekonomi dan Hukum Zhongnan dengan mengambil jurusan manajemen ekonomi. Namun, keterbatasan finansial memaksanya berhenti kuliah satu bulan sebelum kelulusan.
Pada Juni 1998, tanpa sepengetahuan orang tuanya, Ye merantau ke provinsi pesisir Guangdong untuk mencari pekerjaan. Ia bekerja sebagai buruh pabrik, lalu mencoba peruntungan di bisnis tembikar sebelum akhirnya beralih ke penjualan kosmetik dan aksesori. Dari pengalaman ini, ia mendirikan toko Aiyaya, yang menjual barang-barang murah dan berkembang pesat berkat strategi bisnisnya yang cermat.
Namun, perubahan perilaku konsumen yang mulai mengutamakan produk berkualitas dan berkelanjutan membuatnya harus menyesuaikan strategi bisnis. Tantangan ini membawanya bertemu dengan desainer asal Jepang, Miyake Junya, yang kemudian menjadi rekan bisnisnya dalam mendirikan Miniso pada 2013.
Miniso lahir dengan filosofi "sederhana, alami, dan berkualitas baik". Dengan prinsip ini, Miniso menghadirkan produk-produk yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga memiliki desain menarik dan berkualitas tinggi. Filosofi ini tercermin dalam setiap aspek merek, mulai dari desain produk hingga tata letak toko yang minimalis dan modern.
Ketika Miniso pertama kali didirikan, ekonomi di Eropa, Amerika, dan Jepang sedang mengalami perlambatan. Namun, kehadiran Miniso dengan konsep "harga murah dengan kualitas baik" disambut dengan antusias oleh pasar global. Dari hanya satu toko, Miniso berkembang pesat dan kini memiliki lebih dari 7.000 gerai yang tersebar di lebih dari 110 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, hingga Uni Emirat Arab.
Miniso pertama kali hadir di Indonesia pada tanggal 25 Februari 2017 di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Kehadirannya di Indonesia semakin berkembang pesat, dan pada tanggal 31 Agustus 2024, toko Miniso terbesar di dunia dibuka di Central Park Mall, Jakarta Barat, dengan luas 3.000 meter persegi.
Pada 2020, Miniso mencapai tonggak sejarah penting dengan melantai di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), yang membuat Ye Guofu resmi menjadi miliarder. Pada saat itu, Forbes mengestimasikan kekayaannya mencapai 3,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp48,6 triliun. Sementara per Februari 2024, kekayaannya tercatat sebesar 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 42,9 triliun.
Kini, di tengah persaingan ritel yang semakin ketat, Miniso tetap berpegang pada nilai utamanya: kesederhanaan, kualitas, dan harga terjangkau. Dengan terus berinovasi dan memahami tren pasar, Miniso tidak hanya menjadi tempat belanja, tetapi juga menghadirkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi pelanggan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement