Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bulog Serap 167 Ribu Ton Gabah di Awal 2025, Mayoritas di Bawah Standar GKP

        Bulog Serap 167 Ribu Ton Gabah di Awal 2025, Mayoritas di Bawah Standar GKP Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perum Bulog melaporkan bahwa serapan gabah selama bulan Januari – Februari 2025 mayoritas berada di bawah standar Gabah Kering Panen (GKP) yang ditetapkan dalam Kepbadan 2/2025. 

        Kendati demikian, Bulog tetap menjalankan penugasan untuk menyerap 3 juta ton setara beras pada panen raya tahun ini.

        Dalam keterangannya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan bahwa curah hujan yang lebih tinggi menjadi faktor utama kualitas gabah yang diserap berada di atas kadar air yang ditetapkan.

        "Lebih dari 80% gabah yang sudah dibeli memiliki kadar air di atas standar GKP," ujarnya, Kamis (27/2/2025).

        Baca Juga: Bulog Serap 140 ribu Ton Gabah Petani Jelang Ramadan

        Bulog, hingga saat ini, telah menyerap sebanyak 55.718 ton GKP dan total 167.432 ton gabah setara beras atau setara dengan 5,58% dari target yang ditetapkan sebanyak 3 juta ton.

        Kondisi tersebut menurut Suyamto masih berada dalam kondisi yang wajar mengingat produksi beras pada Januari – Februari 2025 masih defisit dari kebutuhan bulanan yang mencapai 2,5 juta ton. Akan tetapi, pada Maret 2025, produksi diprediksi melonjak menjadi 5,24 juta ton. Angka tersebut meningkat sebesar 2,91 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

        Di sisi lain, dalam Kepbadan 2/2025, aturan HPP menetapkan harga pembelian gabah sesuai kualitasnya dengan HPP GKP di tingkat petani sebesar Rp6.500/kg dan GKG di gudang Bulog Rp8.200/kg. Namun, aturan tersebut kini tidak berlaku untuk penyerapan Bulog, sehingga HPP ditetapkan seragam Rp6.500/kg untuk semua jenis gabah.

        Baca Juga: Ini Alasan Erick Thohir Tunjuk TNI Aktif Jadi Dirut Bulog!

        Lebih lanjut, untuk menghindari gabah berkecambah akibat tingginya kadar air, Bulog langsung mengolahnya menjadi beras sebelum disimpan. 

        "Yang masuk ke penyimpanan Bulog tetap beras dengan standar yang baik, meskipun semakin rendah kualitas GKP, maka rendemennya juga semakin rendah," tutur dia.

        Dengan langkah ini, Bulog berupaya memastikan stok beras tetap tersedia dan berkualitas di tengah tantangan cuaca yang memengaruhi hasil panen tahun ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: