Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pastikan Stok Aman, Ini Strategi KKP Jaga Ketersediaan Ikan Selama Ramadhan dan Idulfitri

        Pastikan Stok Aman, Ini Strategi KKP Jaga Ketersediaan Ikan Selama Ramadhan dan Idulfitri Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempunyai sejumlah strategi untuk menjaga ketersediaan ikan selama Ramadan dan Idul Fitri tetap aman. 

        Strategi KKP dalam menjaga pasokan dimulai dari pemantauan stok dan harga ikan berkala di sentra produksi, sentra pengolahan dan sentra distribus, juga konsolidasi distribusi dan transportasi angkut ikan multi moda.

        Baca Juga: Setelah Revisi UU Minerba, Wamenkop Yakin Akan Keluar Aturan Baru Koperasi Boleh Kelola Migas

        Tak hanya itu, KKP juga memantau ketersediaan sarana penyimpanan rantai dingin di seluruh Indonesia serta informasi okupansi, hingga penjaminan mutu selama distribusi ikan.

        "Kami ada beberapa program seperti warehouse management system (WMS) untuk memantau okupansi di gudang beku," ujar Budi, dikutip dari siaran pers KKP, Kamis (6/3).

        Berdasarkan analisis tim Ditjen PDSPKP, diperkirakan ketersediaan ikan selama periode Maret 2025 mencapai 1,06 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding Februari sebesar 1,03 juta ton. Begitu juga dari sisi kebutuhan, selama bulan Maret diprediksi sebesar 0,85 juta ton, naik dibanding Februari sebesar 0,79 juta ton. 

        "Dari sisi ketersediaan kita bisa katakan aman, artinya masyarakat bisa tenang dan menikmati ikan sebagai sajian di bulan Ramadan," jelas Budi. 

        Budi memastikan KKP juga telah memetakan preferensi konsumsi ikan di daerah. Dia menyontohkan di Jakarta, masyarakat lebih memilih kembung, lele, tuna-cakalang-tongkol, tilapia dan bandeng.

        "Tentu ini berbeda dengan Banjarmasin yang lebih memilih gabus atau haruan, patin dan lain-lain," terangnya.

        Dengan ketersediaan ikan yang aman, Budi berharap masyarakat untuk terus doyan dan bangga mengonsumsi ikan. Menurutnya, dengan menjadikan ikan sebagai menu berbuka atau sahur serta lebaran, konsumen turut mendukung para nelayan, pembudidaya, pengolahan hingga pemasar perikanan.

        "Sebagai masyarakat maritim, tentu konsumsi ikan bukan hanya bikin kita merdeka protein 100 gram, tapi juga turut menggerakkan ekonomi maritim," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: