Gandeng Bank Danamon, Manulife Launching Produk Asuransi untuk Penyakit Kritis
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) menggandeng PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) dalam peluncuran produk asuransi baru, Proteksi Prima Kritis Andalan (PPKA). Produk asuransi tersebut memberikan manfaat proteksi bagi nasabah sehingga nasabah tidak menghadapi kesulitan keuangan setelah terdiagnosis penyakit kritis.
Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO Manulife Indonesia, Novita Rumngangun, mengungkapkan bahwa produk asuransi tradisional tersebut menawarkan perlindungan komprehensif terhadap penyakit kritis dengan kemudahaan proses underwriting. Nantinya, pemegang polis bisa mendapat perlindungan secara finansial untuk empat penyakit kritis yakni kanker, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Ia menambahkan, proses underwriting yang sederhana (Simplified Issue Offer) memastikan nasabah dapat mengakses pertanggungan dengan cepat dan mudah untuk penyakit-penyakit berisiko tinggi ini. Nasabah akan mendapatkan perlindungan ganda berupa, uang pertanggungan dan pengembalian total premi yang telah dibayarkan (dengan syarat tertentu) jika terdiagnosa salah satu dari empat penyakit tersebut. Tidak terbatas oleh penyakit kritis di atas, produk ini memberikan manfaat perlindungan tambahan (safety-net), jika nasabah dirawat di ICU selama minimal 5 hari atau menjalani tindakan angioplasti.
“Peluncuran Proteksi Prima Kritis Andalan (PPKA) menawarkan perlindungan komprehensif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan kesehatan yang serius dan mengurangi tekanan finansial. Manulife berkomitmen untuk terus mendampingi nasabah dengan solusi yang inovatif dan terpercaya," ungkapnya di Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Ivan Jaya selaku Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengatakan bahwa Danamon bersama MUFG Group berkomitmen untuk terus bertransformasi sebagai satu grup finansial guna menjadi mitra keuangan terpercaya yang selalu berinovasi dan berorientasi kepada nasabah. Salah satu wujud komitmen tersebut adalah dengan menyediakan inovasi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan finansial dan menghadirkan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
"Untuk itu, bersama Manulife Indonesia, kami menghadirkan produk asuransi PPKA yang berupaya mendukung dan mempersiapkan keuangan nasabah untuk menghadapi empat penyakit kritis ini, sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut, nasabah dapat memfokuskan diri untuk proses pemulihan. Dengan produk asuransi PPKA ini, Danamon dan Manulife Indonesia membantu menyediakan perlindungan pada nasabah untuk memastikan agar nasabah tidak menghadapi kesulitan keuangan setelah terdiagnosis penyakit kritis,” ujar Ivan Jaya.
Manulife Asia Care Survey 2024 mencatat penyakit yang paling dikhawatirkan oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit jantung (40%), stroke (35%), kanker (22%) dan penyakit ginjal (17%). Biaya perawatan penyakit ini memiliki dampak besar pada kondisi ekonomi keluarga. Menurut data BPJS, biaya pengobatan penyakit katastropik termasuk penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal yang ditanggung BPJS Kesehatan pada 2022 hampir mencapai Rp24,1 triliun, meningkat 34,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun biaya pengobatan tersebut ditanggung, pasien masih menghadapi beban ekonomi karena perubahan gaya hidup setelah terdiagnosis penyakit kritis.
Menanggapi kekhawatiran ini, PPKA menawarkan solusi untuk melindungi keamanan finansial nasabah dan memastikan mereka siap menghadapi biaya tak terduga seperti biaya akomodasi pasien dan biaya perawatan dalam jangka panjang yang disebabkan oleh penyakit kritis yang sering kali tidak sedikit.
PPKA adalah kelanjutan dari kemitraan jangka panjang Manulife Indonesia dengan Bank Danamon. Kedua perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan solusi perlindungan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan perlindungan finansial nasabah dan menjawab kebutuhan kesehatan mereka di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat