Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Economic Outlook Indonesia Pasca New US Tariff

        Economic Outlook Indonesia Pasca New US Tariff Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, Indonesia menghadapi tantangan baru setelah Amerika Serikat kembali menerapkan tarif impor terhadap sejumlah komoditas strategis. 

        Meskipun Indonesia bukan target langsung dari kebijakan ini, dampaknya terhadap rantai pasok global dan pola perdagangan internasional tidak dapat diabaikan. Kebijakan tersebut memaksa negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk merespons dengan strategi ekonomi yang adaptif dan berorientasi jangka panjang.

        Saya meyakini bahwa kebijakan tarif baru dari Amerika bukan hanya soal dagang, tapi juga sinyal bahwa negara harus mulai berdiri di atas kakinya sendiri dalam mengelola kekayaan alam.

        Dampak Tidak Langsung terhadap Ekspor Indonesia

        Penerapan tarif baru AS dapat memengaruhi performa ekspor Indonesia secara tidak langsung. Produk-produk Indonesia yang berada dalam kategori serupa dengan produk dari negara yang dikenai tarif, seperti Tiongkok atau Vietnam, berpotensi mengalami penurunan daya saing bila tidak ditopang dengan efisiensi dan kualitas.

        Beberapa sektor yang perlu mencermati dampak ini antara lain:

        • Tekstil dan alas kaki
        • Elektronik ringan dan komponen
        • Produk logam dan olahan mineral

        Namun di sisi lain, ada peluang peningkatan ekspor Indonesia ke AS untuk mengisi kekosongan pasar yang ditinggalkan negara-negara yang dikenai tarif tinggi. Produk seperti furniture, karet, makanan olahan, dan alas kaki bisa mendapatkan ceruk pasar baru.

        Aaya yakin bahwa Indonesia punya peluang besar untuk menggantikan posisi negara-negara yang tersingkir akibat tarif tinggi, asalkan kita bisa menjamin kontinuitas dan kualitas produk.

        Hilirisasi jadi Pilar Strategi Nasional

        Indonesia telah menggalakkan program hilirisasi sumber daya alam sebagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan memperkuat industri pengolahan di dalam negeri, Indonesia tak hanya menambah nilai ekspor, tetapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi.

        Proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Sumatera Selatan menjadi contoh nyata. DME diproyeksikan menjadi substitusi LPG impor, yang selama ini menyedot devisa dalam jumlah besar.

        Sumatera Selatan harus menjadi episentrum energi nasional baru. DME bukan hanya pengganti LPG, tapi simbol kemandirian energi Indonesia.

        Hilirisasi juga memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tekanan perdagangan internasional yang mulai membawa isu lingkungan dan keamanan energi sebagai basis hambatan non-tarif.

        Risiko Makroekonomi dan Penyesuaian Kebijakan

        Dalam jangka pendek, kebijakan tarif AS dapat meningkatkan tekanan terhadap rupiah dan inflasi akibat gangguan rantai pasok. Oleh karena itu, perlu penguatan koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong sektor produktif.

        Namun, peluang investasi tetap terbuka. Indonesia bisa memosisikan diri sebagai pusat produksi alternatif di Asia Tenggara, menggantikan peran negara-negara yang terdampak langsung oleh kebijakan tarif AS.

        Saat negara lain sibuk menahan guncangan, kita bisa justru memperkuat pondasi ekonomi dengan membuka diri pada investasi strategis jangka panjang.

        Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan disrupsi global ini sebagai momentum transformasi struktural. Dengan mendorong hilirisasi, memperkuat industri domestik, dan membangun ekosistem investasi yang sehat, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil meskipun berada dalam tekanan global.

        Baca Juga: Tarif 32% Trump untuk Indonesia Cuma Asal Hitung, Ekonom: Tak Punya Basis yang Jelas

        Baca Juga: IBC Usulkan Empat Langkah Strategis untuk Mitigasi Tarif Balasan dari Amerika Serikat dan Menjaga Stabilitas Perdagangan

        Pertumbuhan ekonomi 5 persen bukan mustahil, tapi harus diiringi keberanian untuk membuat keputusan besar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: