Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ancam Industri Nasional, Buruh Siap Lawan Impor Ilegal

        Ancam Industri Nasional, Buruh Siap Lawan Impor Ilegal Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menegaskan komitmennya untuk melawan impor ilegal yang mematikan industri dalam negeri dari Indonesia.

        Ketua Umum KSPSI Moh Jumhur Hidayat mengatakan bahwa pihaknya siap membantu pemerintah dalam menegakkan aturan hingga mewujudkan hilirisasi dan industrialiasasi usaha lokal.

        Baca Juga: Dukung Keputusan Prabowo, Buruh Dorong Penyesuaian Aturan TKDN

        "Kita siap memobilisasi massa buruh untuk menggeruduk instansi-instansi pemerintah yang membiarkan masuknya impor ilegal," tegas Jumhur, dilansir Selasa (15/4).

        Jumhur meminta kepada semua pihak untuk betul-betul memerangi impor ilegal karena akan mematikan sektor industri, dan berdampak menghancurkan jutaan tenaga kerja yang bekerja di sektor industri.

        Sebelumnya Ketua Umum KSPSI Moh Jumhur Hidayat juga menyampaikan hikmah dari penerapan tarif imbal balik atau resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        "Kita bisa lebih mandiri, tidak tergantung pada pasar luar negeri karena pasar domestik sangat kuat, apalagi jika pemerintah terus mengupayakan peningkatan daya beli masyarakat," tutur Jumhur.

        Ia mengapresiasi keputusan pemerintah yang menetapkan harga beli hasil panen petani cukup tinggi, sehingga petani di pedesaan memiliki nilai tukar yang lebih tinggi, yang bisa berdampak pada meningkatnya penyerapan hasil produksi industri-industri di tanah air.

        Namun Jumhur mengingatkan upaya ini bisa tidak berguna jika pihak-pihak terkait tidak mampu mengendalikan masuknya barang-barang impor ilegal.

        Terkait dengan tarif resiprokal ini, menurut Jumhur, nilai ekspor Indonesia ke AS hanya 2,2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Ini berbeda dengan Vietnam yang mencapai 33%. Seharusnya Indonesia tidak harus terlalu terguncang. 

        Baca Juga: Indonesia Dihantui Tarif, Kelompok Buruh Dorong Prabowo Segera Lobi AS

        Ia menilai, lebih tepat disebut RI dan AS sebenarnya saling bergantung. Karena itu, politik tarif dari Trump tidak perlu disikapi dengan keributan, tetapi harus dengan persahabatan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: