- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
DPR Kritik Kinerja Garuda! Pendapatan Naik, Margin Turun, dan Beban Membengkak
Kredit Foto: Antara/Ampelsa
Anggota Komisi VI dari Fraksi PAN, Abdullah Hakim Bafagih, menyampaikan kritik tajam terhadap laporan keuangan dan paparan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang dinilai minim data teknis.
“Pendapatan memang naik, tapi margin turun dan beban naik. Ini tidak sejalan dengan tiga strategi utama yang disampaikan Dirut yakni evaluasi menyeluruh, akselerasi kinerja, dan efisiensi OPEX,” tegas Abdullah Hakim, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama manajemen Garuda Indonesia, Jakarta pada Rabu (7/5/2025) untuk mengevaluasi kinerja kuartal I-2025 serta membahas kesiapan operasional haji tahun ini.
Ia menyoroti penurunan gross profit margin dari 25% pada kuartal I-2024 menjadi 20,8% di periode yang sama tahun ini, disertai kenaikan beban operasional yang bertentangan dengan strategi efisiensi manajemen.
Baca Juga: Pendapatan Charter Garuda Naik 93%, Tapi Masih Rugi US$75,9 Juta di Kuartal I 2025
Tak hanya itu, Abdullah juga mengkritisi paparan Garuda yang dianggap terlalu normatif dan tak menjawab persoalan teknis seputar mitigasi keterlambatan dalam pelaksanaan haji tahun lalu. Ia mendesak penjelasan rinci terkait jumlah pesawat, kesiapan teknis, serta langkah antisipatif jika terjadi gangguan.
“Kami ingin tahu berapa pesawat yang disiapkan, apakah lebih banyak dari tahun lalu, dan bagaimana mitigasi jika ada yang bermasalah. Tahun lalu ada 14 pesawat yang ngandang, 13 dari Citilink, 1 dari Garuda, karena suku cadang tidak tersedia,” ujarnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia Catat Kenaikan Penumpang 18,54% di 2024, Proyeksi 100 Armada di 2025
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menanggapi bahwa 15 pesawat tersebut sebenarnya tidak di-grounded, melainkan sedang antre pemeliharaan dan ditargetkan kembali serviceable tahun ini.
“Langkah yang kami ambil adalah percepatan agar 15 pesawat tersebut bisa serviceable di tahun ini,” kata Wamildan.
Ia juga menambahkan bahwa tahun ini GMF AeroAsia sudah disiagakan di semua embarkasi utama, termasuk Jeddah dan Madinah, untuk menghindari kendala teknis yang terjadi tahun lalu. Sebagai mitigasi tambahan, Garuda menyiapkan satu pesawat cadangan (standby) yang akan ditempatkan di Jakarta saat keberangkatan dan di Jeddah/Madinah saat pemulangan.
Garuda juga berencana membuka kembali rute umrah dari Surabaya usai musim haji, serta mempertimbangkan ekspansi dari kota lain seperti Padang, tergantung kesiapan armada.
Namun demikian, Wamildan belum menjawab pertanyaan Abdullah Hakim soal penyebab penurunan margin keuntungan.
“Dalam kesempatan (rapat) berikutnya, akan kami paparkan lebih rinci,” ujarnya.
Abdullah mengingatkan agar kerugian pada penugasan haji 2024 tidak terulang, serta meminta agar Garuda menyampaikan laporan yang lebih substansial.
“Ini bukan agenda baru. Sudah bertahun-tahun terjadi. Harusnya sudah tahu kurangnya di mana, tinggal bagaimana perbaikannya. Itu yang kami harap bisa didengar,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri