Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemendag Pastikan Ketersediaan dan Kesesuaian Harga MINYAKITA di Papua

        Kemendag Pastikan Ketersediaan dan Kesesuaian Harga MINYAKITA di Papua Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan ketersediaan stok dan kesesuaian harga MINYAKITA di wilayah Papua dengan melakukan pengawasan di Pasar Sentral Hamadi, Kota Jayapura dan gudang Perum Bulog Kantor Wilayah Papua.

        Direktur Tertib Niaga, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Mario Josko melaporkan hasil pengawasan distribusi MINYAKITA tersebut.

        Baca Juga: KKP Berhasil Selamatkan Kerugian Negara Rp1.035 Triliun dari Pencurian Ikan

        "Hasil pengawasan menunjukkan, stok MINYAKITA tersedia dan mencukupi dengan harga sesuai HET, yaitu Rp15.700/liter," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (26/6).

        Mario menerangkan, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP)  Kementerian Perdagangan per 23 Juni 2025, harga rata-rata MINYAKITA di tingkat nasional tercatat sebesar Rp16.700/liter dan telah mengalami tren penurunan sebesar 1,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 0,60 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Sedangkan harga MINYAKITA di wilayah Indonesia timur, khususnya Papua, masih mencapai Rp18.000/liter. Indikasi penyebab tingginya harga MINYAKITA di wilayah ini dikarenakan kontinuitas pasokan MINYAKITA dan juga kondisi geografis kewilayahan di Papua. 

        “Adapun yang menjadi pembentuk harga provinsi Papua hanya Kota Jayapura. Rata-rata MINYAKITA di Provinsi Papua yaitu Rp16.850/liter. Terjadi penurunan harga sebesar 6,39 persen dibandingkan minggu sebelumnya, yaitu Rp 18.000/liter. Kita berharap, dengan adanya pasokan yang kontinu, tren penurunan harga MINYAKITA terus berlanjut dan akan stabil sesuai HET," tutur Mario. 

        Mario menjelaskan, saat ini, Perum Bulog Kantor Wilayah Papua telah mendapatkan pasokan MINYAKITA dari PT. Mahesi Agri Karya sebanyak 1.900 dus yang akan didistribusikan secara merata di Provinsi Papua. Pasokan MINYAKITA diharapkan akan terus berlanjut secara kontinu guna memastikan ketersediaan stok MINYAKITA di wilayah Papua.

        "Produsen dan distributor lainnya diharapkan dapat ikut membantu mengoptimalkan pendistribusian MINYAKITA baik melalui distributor maupun BUMN Pangan. Kementerian Perdagangan secara aktif akan terus mendorong pasokan MINYAKITA ke wilayah Indonesia Timur guna mengisi pasokan ke pedagang pengecer di dalam pasar rakyat utamanya pasar pantauan," ujar Mario.

        Baca Juga: Melihat Penting dan Signifikannya Peran Sawit bagi Masyarakat Dunia

        Baca Juga: Sektor Industri Perkebunan Sawit Adalah Sektor yang Inklusif, Bukan Eksklusif!

        Kementerian Perdagangan meminta produsen MINYAKITA selalu mengedepankan kontinuitas distribusi ke pasar rakyat dan menaati ketentuan yang berlaku, termasuk mengenai kesesuaian harga sebagaimana yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat. 

        Mario menegaskan, Kementerian Perdagangan akan terus berkoordinasi serta melakukan pengawasan ke berbagai daerah lain. Selain untuk memastikan ketersediaan stok dan kesesuaian harga, pengawasan juga dilakukan untuk memastikan kesesuaian produk dalam rangka perlindungan konsumen. Kementerian Perdagangan juga mendorong dinas daerah aktif melakukan pendampingan dan pengawasan bersama Satgas Pangan serta berkoordinasi dengan produsen, distributor, dan Perum Bulog guna memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga MINYAKITA di wilayahnya masing-masing. 

        Menurutnya, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri telah bersurat kepada produsen minyak goreng dan BUMN Pangan terkait himbauan untuk memprioritaskan distribusi DMO MINYAKITA utamanya ke pedagang pengecer di pasar rakyat (pantauan) secara kontinu dan merata. Dijelaskan Mario, bahwa sumber pasokan MINYAKITA bergantung dari DMO para pelaku ekspor CPO. Mekanisme pendistribusiannya juga melalui skema komersial tanpa subsidi maupun dana pemerintah.

        Selain itu, BUMN Pangan (Perum BULOG dan ID Food) diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dengan dinas perdagangan setempat dan melaksanakan kewajiban pelaporan distribusi melalui Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH), serta melaksanakan distribusi yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 

        "Tadi kita lihat bersama stok MINYAKITA di Jayapura tersedia, harga di tingkat konsumen juga sudah sesuai HET. Ke depan, kami harap makin banyak produsen yang ikut mendistribusikan MINYAKITA ke Papua, Maluku, dan wilayah Indonesia timur lainnya, sehingga masyarakat mudah mendapatkan MINYAKITA dengan harga yang terjangkau sesuai HET," pungkas Mario.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: