Kredit Foto: Ekon
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menawarkan peluang investasi strategis di sektor mineral kritis kepada Amerika Serikat (AS), menjelang tenggat waktu negosiasi penundaan tarif dagang pada 9 Juli 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa dalam proposal negosiasi, Indonesia menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mengajak AS berinvestasi dalam ekosistem mineral kritis nasional.
“Indonesia menawarkan critical mineral untuk Amerika, bersama Danantara, untuk melakukan investasi di dalam ekosistem critical mineral,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Baca Juga: Negosiasi Tarif Dagang, RI Tawarkan Kerja Sama Strategis ke AS
Adapun mineral kritis yang dimaksud mencakup tembaga (copper), nikel, serta berbagai komoditas yang berperan penting dalam pengembangan kendaraan listrik (EV), perlengkapan militer, elektronik, hingga teknologi antariksa.
“Dan ini sudah bagi Amerika ini cukup menarik, tawaran Indonesia ini cukup menarik,” tegasnya.
Kendati demikian, ia mengatakan terkait proyek investasi critical mineral dibahas secara tertutup karena berada di bawah perjanjian non-disclosure agreement (NDA).
a menambahkan, tim negosiator Indonesia saat ini siaga di Washington, D.C., guna memastikan respons cepat terhadap dinamika pembahasan yang berlangsung intensif.
“Jadi tentu tim negosiasi Indo standby di Washington, jadi kalau ada perubahan, ada hal detail lagi yang diperlukan klarifikasi atau apa, kita bisa segera merespons,” imbuhnya.
Baca Juga: Kebijakan Tarif Malah Untungkan China di Pasar Eropa
Dalam second offer tersebut, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai kerja sama strategis dengan AS, meliputi sektor mineral kritis, komoditas energi, dan agrikultur. Rincian proyek bersifat tertutup karena adanya kesepakatan non-disclosure agreement (NDA) antara kedua pihak.
“Dan ini sudah, bagi Amerika ini cukup menarik. Tawaran Indonesia ini cukup menarik. Proyek spesifiknya nanti dalam pembicaraan dengan Amerika karena kita kan ini ada non-disclosure agreement (NDA),” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: