Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar Kembali Melemah, Investor Tunggu Arah Suku Bunga The Fed

        Dolar Kembali Melemah, Investor Tunggu Arah Suku Bunga The Fed Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS)melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan Selasa (1/7). Hal itu terjadi setelah data menunjukkan adanya lonjakan permintaan tenaga kerja yang melebihi ekspektasi, mengindikasikan bahwa suku bunga masih akan ditahan oleh Federal Reserve (The Fed).

        Dilansir dari Reuters, Rabu (2/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama termasuk yen dan euro, turun 0,08% menjadi 96,682.

        Baca Juga: Sebut Ratusan Miliar Dolar Hilang, Trump Desak Powell Pangkas Suku Bunga ke 1%

        Penurunan dolar terjadi di tengah pengesahan rancangan aturan pemotongan pajak dan belanja oleh Senat di AS. Hal tersebut akan menjadi paket kebijakan fiskal besar dengan nilai tambahan US$3,3 triliun terhadap utang nasional. Rancangan aturan tersebut kini menunggu persetujuan akhir dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.

        Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral akan menunggu lebih banyak data ekonomi sebelum melakukan pelonggaran kebijakan moneter. Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli.

        Dari sisi data ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pembukaan lapangan kerja naik sebesar 374.000 menjadi 7,769 juta posisi pada Mei. Capaian tersebut mengalahkan ekspektasi pasar.

        "Paruh pertama 2025 menjadi yang terburuk bagi indeks dolar AS sejak 1973, sebagian besar karena kekhawatiran atas kebijakan perdagangan dan perlambatan ekonomi," kata Kepala Riset Pasar Global StoneX, Matthew Weller.

        "Namun, secara jangka pendek, pasar tampaknya sudah agak jenuh dan ada potensi rebound dolar selama Juli," tambahnya.

        Baca Juga: Trump Resmi Kasih Surat Peringatan Keras ke Harvard, Subsidi Pusat dan Federal Bisa Dicabut

        Seiring data ketenagakerjaan yang solid, imbal hasil obligasi AS naik. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 2,3 basis poin menjadi 4,25%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: