Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Demidko
Harga Bitcoin melonjak tajam di awal Juli 2025, menembus level US$109.600 atau sekitar Rp1,77 miliar. Kenaikan ini terjadi ditengah kekhawatiran pasar atas kebijakan tarif Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik menjelang tenggat negosiasi perdagangan pada 9 Juli mendatang.
Pasalnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan tidak akan memperpanjang batas waktu negosiasi dan bersiap menerapkan tarif tambahan jika kesepakatan belum tercapai hingga tenggat waktu tersebut.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan tekanan geopolitik sempat menimbulkan turbulensi di pasar kripto. Namun, kondisi tersebut justru mendorong aksi beli spekulatif di sejumlah aset digital.
Baca Juga: Bitcoin Naik Tajam di Awal Juli, Sentimen Tarif AS Jadi Penentu
"Tekanan geopolitik terkait tarif, terutama menjelang batas waktu negosiasi pada 9 Juli, sempat menimbulkan turbulensi di pasar kripto," ujar Fyqieh dalam keterangan resmi, Kamis (3/7/2025).
Fyqieh mengatakan meski terdapat tekanan makro, Juli secara historis menjadi bulan yang positif bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan bulanan sebesar 8,09%. Jika tren ini bertahan, potensi reli lanjutan menuju US$110.000 masih terbuka, meskipun risiko koreksi jangka pendek tetap membayangi.
Fyqieh menyebut, investor kini mulai melirik altcoin sebagai bentuk diversifikasi dan lindung nilai, terutama karena ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh The Federal Reserve serta potensi masuknya dana institusional ke aset digital.
“Jika BTC mampu menembus resistance dan mempertahankan momentumnya, kuartal III berpeluang menjadi periode eksplosif seperti siklus pasca-halving sebelumnya," ujarnya.
Baca Juga: Bitcoin Awalnya Cuma Buat Beli Dua Buah Pizza, Kini Nilainya Ribuan Dolar
Optimisme serupa disampaikan oleh Standard Chartered. Dalam proyeksinya, bank tersebut memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai US$135.000 pada akhir kuartal III dan menembus US$200.000 pada akhir 2025. Faktor utama pendorongnya adalah meningkatnya adopsi institusional dan sentimen positif terhadap produk ETF kripto.
Namun demikian, Fyqiieh mengingatkan bahwa risiko makro tetap menjadi faktor dominan yang perlu dicermati oleh investor.
"Pasar saat ini berada di persimpangan penting. Di satu sisi ada tekanan tarif dan gejolak makro, tapi di sisi lain ada kekuatan historis dan fundamental bullish pasca-halving yang tidak bisa diabaikan," ucapnya.
Dengan volatilitas tinggi dan dukungan teknikal yang kuat, Juli dinilai sebagai bulan krusial yang dapat menentukan arah pasar kripto dalam beberapa bulan ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: