Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Bitcoin melemah tajam hingga 7% ke sekitar US$85.000 pada pembukaan perdagangan Asia, Jumat (21/11/2025). Penurunan ini terjadi bersamaan dengan koreksi bursa saham regional, setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) memunculkan sinyal campuran dan kembali menimbulkan ketidakpastian atas arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip dari Cryptonews, pelemahan tersebut dipicu oleh laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan penciptaan lapangan kerja pada September jauh di atas perkiraan, sementara tingkat pengangguran meningkat dan data bulan-bulan sebelumnya direvisi turun. Kondisi itu membuat pasar kesulitan membaca apakah The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.
Kondisi tersebut mendorong investor di Asia mengurangi eksposur terhadap aset berisiko. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun sekitar 1,8%, memperdalam penurunan pekanannya hingga sekitar 3%. Indeks Nikkei Jepang melemah 1,8%, Taiwan turun 2,7%, sementara Korea Selatan merosot lebih dari 3%. Bursa China dan Hong Kong juga bergerak di zona merah.
Baca Juga: Bitcoin Ambruk, Indodax: Fundamental Kripto Masih Solid
Berkaitan dengan penuruna saham-ama Asia, pergerakan pasar kripto pun mengikuti pola tersebut. Analis kripto dan Co-Founder The Coin Bureau, Nic Puckrin, mengatakan tekanan makro dapat memicu volatilitas lanjutan.
“Jika kegelisahan makro berubah menjadi kepanikan dan aksi jual meningkat, terdapat resistance kuat di sekitar US$75.000, yang menjadi level terendah April 2025,” ujarnya dikutip dari Cryptonews, Jumat (21/11/2025).
Ia menilai peluang kenaikan dalam jangka pendek masih terbuka mempertimbangkan dinamika pasar saat ini.
Baca Juga: Bitcoin Makin Populer, Begini Cara Gabung dalam Investasi
Sejumlah pejabat Federal Reserve sebelumnya menyampaikan kehati-hatian terhadap inflasi dan stabilitas keuangan. Mereka memperingatkan potensi penurunan harga aset yang lebih tajam jika kondisi keuangan mengetat terlalu cepat, yang ikut memengaruhi sentimen Asia.
Meski tekanan pasar meningkat, sebagian pelaku industri aset digital menilai koreksi Bitcoin belum mengarah pada tren turun struktural. CEO Bitget, Gracy Chen, menyebut pelemahan ke US$87.000 sebagai “koreksi yang sehat”, bukan sinyal kapitulasi.
Ia menilai struktur pasar lebih kuat dibanding siklus sebelumnya. Chen memperkirakan Bitcoin akan stabil sebelum berpotensi kembali bergerak ke kisaran US$95.000 pada akhir November dan mendekati US$105.000 pada Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement