Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duo Raksasa Menara Telekomunikasi MTEL dan TBIG Diisukan Bakal Merger

        Duo Raksasa Menara Telekomunikasi MTEL dan TBIG Diisukan Bakal Merger Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar hangat datang dari industri menara telekomunikasi Tanah Air. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan untuk merger setelah rencana sebelumnya gagal pada 2015 lalu. 

        Melansir laporan Bloomberg, beberapa sumber yang mengetahui pembicaraan ini menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah memulai diskusi tahap awal. Mereka bahkan disebut sedang berkonsultasi dengan calon penasihat keuangan guna mengevaluasi potensi sinergi dari aksi korporasi tersebut.

        Jika pembicaraan ini berbuah manis, entitas gabungan dari Mitratel dan TBIG diprediksi memiliki valuasi fantastis hingga Rp90 triliun.

        Baca Juga: TBIG Tak Tetapkan Target Pendapatan Spesifik 2025, Fokus Eksekusi Proyek Organik

        Baik Mitratel maupun Tower Bersama merupakan dua pemain dominan dalam industri menara telekomunikasi nasional yang juga telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

        Saat ini, kapitalisasi pasar Mitratel berada di kisaran Rp45 triliun, sementara TBIG berada di angka Rp45,8 triliun. Namun sejak awal tahun, saham Mitratel diketahui telah terkoreksi sekitar 17%, sementara TBIG turun sekitar 4%.

        Mitratel kini mengelola lebih dari 39.400 menara di seluruh penjuru Indonesia, menjadikannya operator menara independen terbesar di Asia Tenggara. Sekitar 72% saham perusahaan ini dimiliki oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yang dikendalikan oleh pemerintah melalui Danantara.

        Baca Juga: Ini Kenapa MSCI Coret HRUM hingga SMRA, Namun Pilih MTEL Sampai MBMA

        Di sisi lain, Tower Bersama mengoperasikan lebih dari 23.000 situs telekomunikasi. Mayoritas sahamnya dikuasai oleh Bersama Digital Infrastructure Asia Pte, sebuah platform investasi milik Provident Capital dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Macquarie Group juga tercatat sebagai pemegang saham minoritas lewat investasinya sekitar USD610 juta pada tahun 2022.

        Meski wacana merger ini dinilai punya potensi besar dalam memperkuat dominasi pasar dan efisiensi operasional, semua masih bersifat penjajakan awal.

        Narasumber Bloomberg menyatakan bahwa belum ada kepastian apakah kesepakatan akan benar-benar dicapai. Sejauh ini, baik pihak Mitratel, TBIG, maupun Telkom Indonesia pun belum memberikan komentar resmi terkait rumor tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: