Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sunda Karsa Fest 2025 Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat hingga 17 Persen

        Sunda Karsa Fest 2025 Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat hingga 17 Persen Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sunda Karsa Fest 2025 mencatat kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat dengan kisaran 11 hingga 17 persen. Angka ini menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu motor penggerak utama dalam menghadapi tantangan global, seperti tekanan ekspor akibat tarif internasional dan ketidakpastian geopolitik.

        Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Lendra Sofyan, dalam acara BEJA (Bewara Jawa Barat) yang digelar pada Senin (14/7/2025).

        Dalam menghadapi dinamika perdagangan global, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong pemanfaatan momentum melalui event-event berskala nasional dan internasional seperti KKJ (Karya Kreatif Jawa Barat) dan forum MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) untuk memperkuat konsumsi domestik dan memperluas pasar ekspor.

        Lendra menekankan pentingnya menjadikan ekonomi kreatif sebagai daya tarik utama bagi wisatawan, khususnya melalui pengembangan desa wisata dan peningkatan kualitas produk lokal.

        Baca Juga: Naik Kelas! UMKM Bandung Dilatih Foto Produk Profesional Hanya dengan Smartphone

        "Jika produksi ekonomi kreatif bisa menjadi daya tarik wisata, maka kita tak hanya menjual produk, tapi juga menjual pengalaman dan budaya lokal," ujar Lendra.

        "Kami dorong desa wisata untuk jadi pusat pameran, promosi, dan penawaran paket wisata berbasis produk lokal," tambahnya.

        Empat strategi utama pun digulirkan, yakni: peningkatan daya tarik wisata melalui produk kreatif, penguatan desa wisata, promosi lewat figur budaya seperti Mojang-Jajaka, serta analisis dampak investasi dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini.

        Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Jabar, Mochamad Lukmanul Hakim, menyoroti tantangan ekspor produk Jawa Barat di tengah kebijakan tarif tinggi, terutama dari Amerika Serikat yang masih mengenakan bea masuk 32% untuk produk kerajinan (craft).

        Baca Juga: Sunda Karsa Fest 2025 Targetkan Transaksi Rp15 Miliar

        Meski demikian, Lukmanul tetap optimis dengan peluang ekspor ke negara-negara alternatif, seperti Jepang, India, dan Afrika yang masih membuka peluang lebar untuk produk-produk unggulan Jawa Barat.

        Lukmanul juga mengingatkan pentingnya menjaga pertahanan impor, agar pasar dalam negeri tidak dibanjiri produk luar secara ilegal, yang bisa merugikan pelaku industri lokal.

        "Jepang masih melihat keunggulan kita dalam hal finishing dan kualitas. Bahkan negara-negara Afrika masih belum tergarap optimal. Ini peluang besar," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: