Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geothermal Dry House: Teknologi PGE Dongkrak Produksi dan Ekspor Kopi

        Geothermal Dry House: Teknologi PGE Dongkrak Produksi dan Ekspor Kopi Kredit Foto: Pertamina Geothermal Energy
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO), mendorong pemanfaatan teknologi Geothermal Dry House untuk varietas arabika unggulan, Andungsari dan USDA di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, wilayah sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang.

        Adapun pemanfaatan  teknologi Geothermal Dry House sejak tahun 2018 telah membuahkan hasil dengan adanya ekspor perdana kopi panas bumi Kamojang ke Asia dan Eropa.  

        Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, mengatakan teknologi ini memanfaatkan uap buangan dari steam trap panas bumi sebagai sumber panas alternatif, mempercepat proses pengeringan biji kopi hingga tiga kali lipat secara efisien dan ramah lingkungan.

        Baca Juga: PLTP Lumut Balai Unit 2 Beroperasi, Pertamina Geothermal (PGEO) Kian Mantap Dorong Energi Panas Bumi

        Dia mengatakan, kegiatan ini membuktikan panas bumi tak hanya berperan dalam pembangkitan listrik, tetapi juga mampu mendorong ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat.

        “Semangat para petani kopi di Kamojang menjadi inspirasi bagi PGE untuk terus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pengembangan energi hijau dari panas bumi seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi nasional, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” ujar Julfi dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (21/7/2025).

        Julfi mengatakan, inovasi Geothermal Dry House telah memperoleh hak paten dan menjadi teknologi pertama di dunia yang secara langsung memanfaatkan panas bumi dalam pengolahan kopi. Hasil akhirnya adalah biji kopi dengan aroma dan cita rasa yang lebih kuat dibandingkan metode pengeringan konvensional.

        Baca Juga: Proyek Energi Terbarukan di 15 Provinsi Diresmikan Presiden Prabowo, PGE Mulai Eksplorasi PLTP Gunung Tiga 55 MW di Lampung

        Ekspor perdana ini mencakup 15 ton kopi ke berbagai negara di Asia dan Eropa, sebagai bentuk pengakuan pasar internasional atas kualitas kopi Kamojang yang diolah menggunakan energi bersih.

        Sepanjang 2024, program Geothermal Coffee Process (GCP) berhasil mencatat penjualan 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, dengan omzet sebesar Rp863,9 juta.

        Hingga kini, PGE bermitra dengan 18 kelompok tani dan melibatkan 312 petani kopi lokal dengan luas lahan 80 hektare di sekitar WKP Kamojang.

        Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Bagikan Dividen US$136,4 Juta

        Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, mengapresiasi langkah inovatif PGE dalam mendorong pemanfaatan panas bumi secara langsung (direct use), yang menurutnya tengah didorong dalam regulasi pemerintah.

        “Agar perusahaan bisa terus bergerak maju, pasti perlu inovasi. Saya melihat PGE dari dulu rohnya luar biasa. Semangat untuk berinovasi itu sudah lama tumbuh di PGE,” ujar Eniya.

        “Untuk pemanfaatan direct use seperti ini sedang kita godok di Peraturan Menteri. Kita mendorong penuh agar ini bisa terlaksana dengan tumbuhnya masyarakat kita yang makin tahu dan terlibat panas bumi,” imbuhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: