Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sri Mulyani Harap APBN Semester II 2025 Ikuti Periode Sama 2024

        Sri Mulyani Harap APBN Semester II 2025 Ikuti Periode Sama 2024 Kredit Foto: Kemenkeu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester II 2025 mengikuti periode sama tahun sebelumnya.

        Harapan ini disampaikan Menkeu pada Rapat Kerja bersama Komisi X1 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Selasa (22/7/2025).

        Baca Juga: Menkeu Sebut Defisit APBN 2024 Lebih Baik dari Perkiraan

        "Semester II kita lihat adanya perubahan yang cukup positif, kita berharap tahun ini juga perkembangan akan mengikuti di 2024 dimana semester II akan lebih baik," ucapnya, dikutip dari YouTube TVR PARLEMEN, Selasa (22/7).

        Dirinya menjelaskan pada semester II 2024, tekanan rupiah mereda dari Rp16.421 menjadi Rp16.162, yield SBN pun kompetitif dari 7,2 persen turun menjadi 7,0 persen, indeks harga saham (IHSG) juga membaik dari 7063,6 menjadi 7079,9, penerimaan negara juga tumbuh positif menjadi 2,1 persen year on year (yoy).

        "Dari sisi makro, inflasi tetap terjaga, fundamental kita tetap baik, pertumbuhan ekonomi kita tetap terjaga di sekitar 5 persen, kalau kita lihat konsumsi rumah tangga terjaga di 4,94 persen, investasi tumbuh 4,61 persen, dan ekspor tumbuh 6,51 persen," imbuhnya

        Kemudian dengan inflasi yang terjaga rendah, daya beli masyarakat tetap terjaga ditambah beberapa langkah pemerintah memberikan tambahan bantuan sosial karena El-Nino dan kenaikan harga pangan.

        "APBN dalam hal ini melaksanakan tugasnya untuk melindungi daya beli, menjaga stabilitas, membangun berbagai proyek-proyek priotitas mendukung pembangunan," ucapnya.

        Sri Mulyani pun mengatakan APBN tetap sustianable, dan berdampak positif terhadap perekonomian, sosial, serta kesejahteraan masyarakat.

        "Terlihat dalam hal ini kemiskinan ekstrem mengalami penurunan mendekati 0 yaitu 0,83 persen, tingkat kemiskinan turun 9,36 persen ke 9 persen, rasio gini, pengangguran, dan indeks pembangunan manusia membaik," jelasnya.

        Pada tahun 2024 tingkat kemiskinan esktrem dari 1,12 persen turun menjad 0,83 persen, sedangkan untuk kemiskinan dari 9,36 persen turun menjadi 9,03 persen.

        Sementara ketimpangan atau rasio gini membaik dari 0,388 menjadi 0,379. Dan tingkat pengangguran menurun dari 5,32 persen menjadi 4,91 persen. Lalu peningkatan indeks pembangunan manusia dari 74,39 persen menjadi 75,02 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: