Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Liburan Sekolah Dongkrak Wisata, Stimulus Pemerintah Efektif!

        Liburan Sekolah Dongkrak Wisata, Stimulus Pemerintah Efektif! Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Liburan sekolah bukan hanya momen bersantai bagi keluarga, tapi juga menjadi peluang emas bagi sektor pariwisata untuk mendulang pendapatan. Hal ini terlihat dari lonjakan aktivitas perjalanan selama periode libur pertengahan tahun, yang turut didorong oleh berbagai stimulus dari pemerintah.

        Salah satunya adalah program diskon tiket transportasi yang berlangsung sejak 7 Juli lalu. Menurut Gaery Undarsa, Co-Founder & CMO tiket.com, stimulus semacam ini memang berdampak signifikan terhadap peningkatan permintaan. Namun, ia menekankan bahwa efeknya bersifat jangka pendek.

        "Setiap kali ada stimulus, dampaknya memang langsung terasa. Tapi begitu insentifnya selesai, biasanya langsung ada penurunan. Jadi kita nggak bisa hanya bergantung pada itu," ujar Gaery dalam program Power Lunch: Peluang Bisnis di musim Liburan Sekolah, yang digelar di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

        Meski begitu, daya beli masyarakat ternyata tidak langsung mengendur saat masa liburan usai. Justru, tren pasca-high season menunjukkan kenaikan dibanding tahun lalu, menunjukkan bahwa liburan kini bukan lagi aktivitas impulsif atau sekadar pelengkap, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup keluarga Indonesia.

        "Low season sekarang pun tetap lebih baik dari tahun lalu. Artinya masyarakat mulai memprioritaskan liburan dalam perencanaan tahunan mereka," tambah Gaery.

        Tren ini diamini oleh Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id, yang mencatat adanya pergeseran perilaku konsumen pasca-pandemi. Liburan bukan lagi dianggap sebagai pengeluaran tersier, melainkan kebutuhan emosional yang direncanakan sejak awal tahun

        “Dulu orang berlibur kalau ada sisa anggaran. Sekarang, banyak yang sudah mengalokasikan bujet khusus untuk liburan dari awal tahun,” ungkap Suwandi. 

        Bahkan, kata Suwandi, jika ada tekanan ekonomi, maka pengeluaran unutk hiburan tetap dipertahankan.

        "Hanya dialihkan ke destinasi yang lebih dekat atau lebih murah,” imbuhnya.

        Gaery pun mencatat bahwa destinasi perjalanan juga mengalami penyesuaian. Konsumen yang sebelumnya memilih liburan ke luar negeri, kini lebih memilih destinasi domestik seperti Bali, Yogyakarta, atau Bandung. 

        “Skemanya berubah. Yang tadinya ke Eropa, jadi ke Jepang. Yang tadinya ke Jepang, jadi ke Kuala Lumpur. Yang tadinya ke luar negeri, sekarang domestik,” jelasnya.

        Kecenderungan ini menggambarkan adanya evolusi dalam cara masyarakat memandang liburan. Tak lagi sekadar pelarian dari rutinitas, liburan kini menjadi bentuk investasi pengalaman—bahkan masuk dalam anggaran tetap rumah tangga.

        “Pandemi membuat orang sadar bahwa waktu bersama keluarga itu tidak bisa ditunda. Jadi sekarang banyak yang menomorsatukan momen, bukan barang,” ujar Gaery.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: