Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DBS: Optimalisasi Modal Jadi Opsi Favorit Pengusaha Indonesia Hadapi Gejolak Ekonomi Akibat Tarif AS

        DBS: Optimalisasi Modal Jadi Opsi Favorit Pengusaha Indonesia Hadapi Gejolak Ekonomi Akibat Tarif AS Kredit Foto: Humas DBS
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        DBS Bank Ltd menyoroti pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap dampak tren ekonomi makro terbaru bagi para pelaku usaha di Indonesia. Hal ini terutama dalam konteks strategi mempertahankan stabilitas finansial di tengah dinamika pasar global yang semakin kompleks akibat perang tarif dari Amerika Serikat (AS).

        Di Indonesia, perubahan prioritas terus terjadi seiring tekanan dari lanskap bisnis internasional. Para pemimpin keuangan nasional kini semakin menyadari bahwa volatilitas ekonomi global akibat ketegangan geopolitik, inflasi, dan fluktuasi suku bunga telah menjadi tantangan nyata bagi stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang dari Tanah Air.

        Baca Juga: Ekspor Batu Bara ke China dan India Turun, Kementerian ESDM Dorong Pengusaha Bidik Pasar ASEAN

        Head of Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Anthonius Sehonamin mengatakan bahwa pengusaha saat ini tidak hanya dituntut memahami teknologi dan data, tetapi juga harus mampu mengelola likuiditas dan valuta asing secara strategis.

        “DBS Indonesia menyadari bahwa para direktur keuangan kini menghadapi tantangan yang lebih luas–lebih dari sekadar teknologi dan data–tetapi juga perlu memikirkan likuiditas dan valuta asing di tengah volatilitas global,” ujar Anthonius, dilansir Kamis (24/7).

        DBS mencatat adanya perbedaan fokus antara pemimpin keuangan lokal dan rekan mereka secara global. Jika eksekutif global lebih menekankan pada financial intelligence, manajemen likuiditas, dan strategi valuta asing, maka pemimpin lokal lebih memprioritaskan efisiensi struktur biaya dan optimalisasi biaya modal. Hal ini mencerminkan respons terhadap tekanan nilai tukar rupiah, inflasi, serta perubahan kebijakan perdagangan.

        Sejalan dengan meningkatnya tuntutan pelaporan dan ekspektasi investor, perusahaan lokal juga mulai menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari agenda strategis, termasuk untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih luas.

        Aktivitas kebendaharaan pun menjadi fokus penting, karena perusahaan harus dapat menyempurnakan proses internal, mendorong efisiensi operasional, serta memperkuat dampak strategis terhadap bisnis secara keseluruhan.

        Meski memiliki pendekatan berbeda dengan pasar global, kondisi ini juga dinilai membuka peluang bagi pengusaha lokal untuk tampil dan membangun pusat manufaktur alternatif yang kompetitif di Indonesia. Perluasan kawasan ekonomi dan pertumbuhan investasi diproyeksikan akan mengubah lanskap industri nasional secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

        Dalam menghadapi perubahan tersebut, para pengusaha lokal didorong untuk mulai mengadopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi cerdas guna memperkuat daya tahan finansial.

        Baca Juga: Tarif Baru PAM Diprotes, Pramono: Jakarta itu Lebih Murah Dibanding Wilayah Lain

        Selain itu, eksplorasi terhadap pembiayaan hijau, penyeimbangan struktur modal, dan diversifikasi sumber pendanaan dinilai penting untuk menjaga daya saing serta menekan biaya modal secara optimal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: