Soal Pengakuan Kedaulatan Palestina, Inggris: Ini Bukanlah Hadiah Perjuangan Hamas
Kredit Foto: Instagram/Middle East Eye
Inggris kembali buka suara terkait dengan rencana pihaknya untuk memberikan pengakuan terhadap negara dari Palestina. Hal ini menyusul sejumlah sorotan atas manuver tersebut dari dunia internasional.
Menteri Transportasi Inggris, Heidi Alexander mengatakan bahwa pengakuan tersebut diberikan sebagai tekanannya untuk Israel. Hal ini menyusul memburuknya situasi kemanusiaa di Gaza, Palestina.
Baca Juga: RI Gandeng Inggris untuk Susun Kebijakan AI
Ia menegaskan bahwa pengakuan negaranya bukanlah buah maupun penghargaan untuk perjuangan yang dilakukan oleh Hamas. Sebaliknya, pihaknya menilai organisasi tersebut sebagai kelompok teroris.
“Ini bukan penghargaan untuk Hamas. Hamas adalah organisasi teroris keji yang telah melakukan kekejaman luar biasa,” ujar Alexander, dilansir Kamis (31/7).
Adapun Inggris menegaskan bahwa pengakuan pihaknya akan dilakukan jika sejumlah syarat tak dipenuhi oleh Israel. Syarat-syarat ini cukup beragam mulai dari membuka akses bantuan, adanya komitmen tak melakukan aneksasi hingga berkomitmen pada proses perdamaian jangka panjang untuk solusi dua negara dari Israel dan palestina.
Pengakuan ini, jika jadi dilaksanakan, dapat meningkatkan status diplomatik Palestina di Inggris. Ia juga akan menjadi tekanan internasional tambahan terhadap Israel.
Inggris sendiri mengikuti keputusan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron diketahui mengumumkan bahwa pihaknya akan mengakui negara Palestina di September 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar