Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendapatan Anjlok, TBS Rugi USD 115 Juta di Tengah Transisi Bisnis Hijau

        Pendapatan Anjlok, TBS Rugi USD 115 Juta di Tengah Transisi Bisnis Hijau Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) mencatat penurunan pendapatan tajam dan kerugian signifikan pada Semester I 2025 seiring langkah strategis perusahaan melepas aset-aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bat bara demi mendorong transisi bisnis hijau.

        Pendapatan konsolidasian TBS turun menjadi US$ 172,2 juta, dari sebelumnya US$ 248,7 juta. Penurunan dipicu oleh merosotnya volume penjualan batu bara dari 1,7 juta ton menjadi 0,7 juta ton, serta harga jual rata-rata yang turun dari US$ 83 menjadi US$ 52,9 per ton.

        TBS juga membukukan rugi bersih sebesar US$ 115,3 juta. Kerugian ini sebagian besar berasal dari rugi non-kas senilai US$ 96,9 juta akibat divestasi dua anak usaha PLTU—PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Meski demikian, divestasi menghasilkan pemasukan kas sebesar US$ 123,6 juta. 

        Baca Juga: Hijrah dari Batu Bara, TBS Raup US$ 123,6 Juta dan Pangkas Emisi

        Direktur TBS, Juli Oktarina menyampaikan kondisi ini memperkuat kondisi fundamental operasional Perseroan yang tetap terjaga di tengah masa transisi.

        “Kami sedang berada di fase strategis untuk mereposisi portofolio kami dan fokus pada pengembangan bisnis yang tidak hanya memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang, tetapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” ucap Juli dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).

        Sementara itu, pilar baru TBS dalam bisnis pengelolaan sampah mulai menunjukkan kontribusi positif secara signifikan. Unit usaha ini membukukan pendapatan sebesar USD 59,6 juta dengan EBITDA mencapai USD 10 juta hingga akhir Juni 2025.

        Baca Juga: Pendapatan Anjlok, TBS Rugi USD 115 Juta di Tengah Transisi Bisnis Hijau

        Dengan demikian, margin EBITDA tercapai sebesar 17%, mencerminkan efisiensi dan potensi profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan lini batubara TBS. 

        Capaian ini menjadi sinyal awal keberhasilan arah transformasi TBS dan memperkuat posisi sektor ini sebagai salah satu penggerak pertumbuhan berkelanjutan ke depan.

        Akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. pada bulan Maret dan kemudian Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. pada bulan Mei 2025, turut memperluas kapabilitas TBS di sektor pengolahan limbah skala regional. 

        Baca Juga: TBS Akan Bangun PLTS Terapung Untuk Ekspor Listrik Hijau

        “Kami melihat bisnis pengelolaan sampah sebagai elemen kunci dalam transformasi TBS ke depan. Selain memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, sektor ini memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. Dengan kapabilitas dan skala yang kami miliki saat ini, kami percaya bisnis ini akan menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan jangka panjang TBS,” tutup Oktarina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: