Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BUBK Kebumen Buktikan Budidaya Bisa Ramah Lingkungan

        BUBK Kebumen Buktikan Budidaya Bisa Ramah Lingkungan Kredit Foto: Antara/Saiful Bahri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan modeling Tambak Budi Daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen berhasil mencatatkan total produksi udang vaname sebanyak 327 ton sejak awal tahun hingga Juli 2025.

        Kinerja Positif ini terus ditunjukkan sejak diresmikan pada Maret 2023.

        Baca Juga: Kemenpar Optimis Tingkatkan Peluang Kerja Sama Pelaku Industri Pariwisata RI-Malaysia

        “Alhamdulillah kami dapat terus melakukan panen udang vaname berkat penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sesuai standar. Hasilnya bisa kita lihat sendiri, produktivitasnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Ke depan kita harapkan dapat terus mencapai target,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, dikutip dari siaran pers KKP, Jumat (1/8).

        Dirinya menegaskan udang yang dihasilkan BUBK Kebumen aman dikonsumsi dan bebas residu antibiotik karena seluruh proses budidaya menerapkan prinsip CBIB yang menjadi bukti bahwa kegiatan budidaya perikanan bisa dilakukan secara sehat dan bertanggung jawab.

        Lebih lanjut Tebe mengajak para pelaku usaha meniru pendekatan budidaya yang diterapkan di BUBK Kebumen. Dengan menerapkan CBIB, hasil udang akan lebih diterima pasar karena terjamin mutunya.

        Menurutnya, modeling BUBK Kebumen ini membuktikan bahwa budidaya ramah lingkungan dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip ekonomi biru bukan hal yang mustahil.

        Budidaya Bisa Ramah Lingkungan

        Koordinator BUBK Kebumen, Gde Budha Adnyana Yasa, menjelaskan bahwa saat ini BUBK Kebumen mengelola lahan tambak seluas kurang lebih 65 hektare, dengan 23,5 hektare merupakan lahan produksi aktif yang terdiri dari 139 unit kolam. Tahun ini tambak telah memasuki siklus budidaya kedua, yang menunjukkan keberlanjutan sistem produksi sejak awal beroperasi.

        “Dengan menerapkan CBIB, biosekuriti yang ketat, penggunaan pakan berkualitas terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan, tanpa antibiotik, serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan pelestarian vegetasi cemara laut, kami membuktikan bahwa budidaya udang dapat dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” terang Gde.

        Sebagai tambahan informasi, selama periode Januari hingga Juli 2025, BUBK Kebumen telah berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pembayaran retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Perikanan Budidaya sebesar Rp 402.481.744.

        Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, menyebut operasional BUBK Kebumen menyerap banyak tenaga kerja lokal dan meningkatkan perekonomian daerah 

        “Sebagian besar tenaga kerja di kawasan BUBK Kebumen merupakan masyarakat lokal. Ini juga menjadi tempat belajar bagi para pembudidaya yang ingin menerapkan budidaya udang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Lilis.

        Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengutarakan pembangunan modeling BUBK Kebumen merupakan turunan dari program ekonomi biru yang diinisiasi KKP. Program ini sebagai percontohan budidaya udang yang produktif, modern, dan ramah lingkungan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: