Cap 'Rojali' Isu yang Ditiup-tiup, Airlangga Hartarto Tunjukkan Kuatnya Konsumsi Ritel Lewat Data
Kredit Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan lugas menepis isu pelemahan daya beli masyarakat dengan munculnya fenomena “rojali” (rombongan jarang beli) dan “rohana” (rombongan hanya nanya).
Ia menegaskan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional, didukung oleh data kinerja ritel dan tren transaksi belanja daring.
Airlangga menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2025 tumbuh 4,97% secara tahunan (year-on-year) dan menyumbang 2,64 poin persentase terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%.
“Ini menunjukkan bahwa isu rohana dan rojali itu hanya ditiup-tiup. Faktanya berbeda, dan tentu ini yang harus kita lihat,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Mensesneg Tegaskan Fenomena Rohana dan Rojali Bukan 'Jokes', tetapi Lecutan
Ia menjelaskan bahwa pola belanja masyarakat mengalami pergeseran ke kanal daring. Data terbaru yang dirilis oleh BPS menunjukkan transaksi ritel online tumbuh 7,25% secara kuartalan. Produk-produk seperti personal care dan kosmetik bahkan mencatat pertumbuhan hampir 17%, sementara produk rumah tangga dan kantor mencapai transaksi senilai Rp72,8 triliun dengan pertumbuhan 29,38%.
“Volume transaksinya juga meningkat pesat. Pada 2018 hanya 280 juta, sedangkan tahun lalu sudah mencapai 3,24 miliar,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Tanggapi Fenomena Rohana Hingga Rojali, OJK Ungkap Ini Sebagai Gejala Pelemahan Konsumsi
Selain itu, kinerja keuangan sektor ritel yang terdiri dari minimarket dan gerai di pusat perbelanjaan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tiga perusahaan ritel besar mencatat kenaikan pendapatan masing-masing sebesar 4,99%, 6,85%, dan 12,87% pada semester I-2025.
Dari sisi makroekonomi, inflasi inti tercatat sebesar 2,32%, mencerminkan stabilitas daya beli masyarakat. Airlangga juga menambahkan bahwa di beberapa provinsi, konsumsi tetap tinggi meskipun terdapat ketidakpastian global.
“Ini membuktikan bahwa masyarakat tetap melakukan konsumsi secara kuat di tengah dinamika global yang menantang,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: