Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjalanan Sabana Prawirawidjaja Sukses Membesarkan Ultrajaya, Mengenalkan Buavita dan Teh Kotak

        Perjalanan Sabana Prawirawidjaja Sukses Membesarkan Ultrajaya, Mengenalkan Buavita dan Teh Kotak Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di balik kesuksesan produk susu UHT yang digemari di Indonesia, terdapat sosok inspiratif bernama Sabana Prawirawidjaja, Presiden Direktur PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Bersama ayahnya, Achmad Prawirawidjaja, Sabana berhasil mengubah bisnis rumahan sederhana menjadi salah satu raksasa industri minuman nasional.

        Kisah Ultrajaya dimulai pada tahun 1958 di Bandung, Jawa Barat, sebagai usaha keluarga yang memproduksi susu secara rumahan. Kala itu, susu hanya mampu bertahan beberapa jam sebelum basi. Produk yang tidak terjual pun harus dibuang. Ini menjadi tantangan besar bagi bisnis kecil mereka.

        Namun, titik balik datang ketika Sabana bergabung setelah menyelesaikan studi di bidang Manajemen di Nanyang Technological University, Singapura. Pada tahun 1971, di usia 31 tahun, Sabana resmi memimpin perusahaan. Di bawah arahannya, Ultrajaya melakukan gebrakan besar dengan mengadopsi teknologi Ultra High Temperature (UHT), proses pemanasan susu pada suhu 140 derajat Celcius selama 3-4 detik, yang membuat susu tahan lama tanpa bahan pengawet.

        Selain itu, penggunaan kemasan karton aseptik juga menjadi inovasi penting. Teknologi ini memungkinkan produk bertahan lebih lama dan bisa dijual keesokan harinya tanpa khawatir basi. Inovasi inilah yang membuka jalan bagi peluncuran Ultra Milk pada tahun 1975, menjadikannya sebagai susu UHT pertama di Indonesia.

        Keberhasilan ini diikuti dengan peluncuran produk minuman lainnya:

        • Buavita (1978): minuman sari buah UHT
        • Teh Kotak (1981): minuman teh dalam kemasan UHT yang menjadi favorit di berbagai kalangan

        Baca Juga: Cerita Jensen Huang Memulai NVIDIA hingga Sukses Jadi Miliarder dan Merevolusi Dunia Teknologi

        Sabana tak berhenti berinovasi. Pada tahun 1981, Ultrajaya menjalin kemitraan dengan Kraft, perusahaan keju asal Amerika Serikat. Kerja sama ini berlanjut pada tahun 1994 dengan pendirian PT Kraft Ultrajaya Indonesia, di mana Ultrajaya memegang 30% saham.

        Tak hanya itu, Sabana juga melirik industri es krim. Pada tahun 1994, keluarga Prawirawidjaja masuk ke bisnis Campina, dan Sabana menjabat sebagai Presiden Komisaris dari tahun 1995 hingga 2017. Ia juga tercatat sebagai Komisaris Utama di PT Nikos Distribution Indonesia.

        Kini, di bawah kepemimpinan Sabana, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) telah tumbuh menjadi produsen minuman besar dengan lebih dari 60 jenis produk yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Perusahaan ini meraup laba miliaran rupiah dan menjadi salah satu pemain utama di industri FMCG tanah air.

        Kesuksesan ini turut mengantar Sabana Prawirawidjaja masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan kekayaan diperkirakan lebih dari US$900 juta pada tahun 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: