Kredit Foto: Instagram/Ultra Milk
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) mencatat kinerja keuangan yang tetap solid hingga September 2025, ditopang pertumbuhan laba bersih dan struktur permodalan yang semakin konservatif, meski perseroan menghadapi penurunan pendapatan pada sejumlah segmen usaha.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, ULTJ membukukan laba bersih sebesar Rp977,23 miliar, tumbuh 9,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp893,17 miliar. Pertumbuhan laba tersebut terjadi di tengah penurunan pendapatan perseroan sebesar 5,2% yoy menjadi Rp6,23 triliun dari sebelumnya Rp6,58 triliun.
Sekretaris Perusahaan Ultrajaya, Helina Widayani, menyampaikan bahwa perseroan menempatkan pengelolaan kinerja dan struktur keuangan sebagai fokus utama pada tahun buku 2025 hingga awal 2026.
“Untuk tahun buku 2025 dan awal 2026, fokus perseroan adalah menjaga DER pada level konservatif, sejalan dengan kebutuhan operasional dan rencana investasi,” ujar Helina dalam keterbukaan informasi, Senin (22/12/2025).
Baca Juga: Pasok Susu untuk MBG, Laba Ultrajaya (ULTJ) Tumbuh 9% di Kuartal III 2025
Dari sisi struktur permodalan, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) ULTJ tercatat sebesar 0,08 kali. Posisi ini mencerminkan ketergantungan utang yang rendah dan kondisi keuangan yang relatif sehat. Sejalan dengan itu, total liabilitas perseroan per 30 September 2025 turun 37% menjadi Rp641,24 miliar dari Rp1,03 triliun pada akhir 2024.
Sementara itu, total aset ULTJ meningkat menjadi Rp8,57 triliun dari sebelumnya Rp8,46 triliun. Pada periode yang sama, ekuitas perseroan naik 6,87% menjadi Rp7,93 triliun dari Rp7,42 triliun. Kenaikan ekuitas tersebut turut memperkuat rasio keuangan perseroan di tengah fluktuasi pendapatan.
Penurunan pendapatan ULTJ terutama berasal dari segmen produk teh dan minuman sehat yang turun 29% menjadi Rp814 miliar dari Rp1,15 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Segmen produk lainnya juga mencatatkan penurunan sebesar 26,46% menjadi Rp289 miliar dari Rp393 miliar.
Di sisi lain, segmen produk susu masih menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatan dari segmen ini naik 2% yoy menjadi Rp5,13 triliun dari Rp5,03 triliun. Segmen susu tetap menjadi kontributor utama kinerja ULTJ dengan porsi 83% terhadap total pendapatan, jauh di atas kontribusi segmen teh dan minuman sehat sebesar 12% serta produk lainnya sebesar 5%.
Baca Juga: Ultrajaya Perkuat Dominasi Pasar Lewat Program Susu Sekolah
Sementara itu, rasio harga saham terhadap laba atau price earnings ratio (PER) ULTJ berada di level 12,78 kali. Perseroan menyampaikan akan menjaga rasio tersebut melalui konsistensi kinerja, disiplin biaya, serta alokasi modal yang prudent.
Terkait kebijakan dividen, Helina menyebutkan bahwa keputusan pembagian dividen untuk tahun 2026 belum ditetapkan dan akan ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada perdagangan Senin, saham ULTJ ditutup melemah 1,34% ke level Rp1.475 dari sebelumnya Rp1.495. Sementara pada perdagangan Selasa (23/12/2025), saham ULTJ dibuka di level Rp1.470, turun 0,34% atau 5 poin dibandingkan penutupan sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement