Suksesnya Soejanto Widjaja Membangun PT Insera Sena, Memproduksi Polygon hingga Baterai Lithium
Kredit Foto: Istimewa
Nama Polygon kini dikenal sebagai salah satu merek sepeda ternama di dunia. Di balik kesuksesan tersebut, ada sosok Soejanto Widjaja atau Ko Janto, lulusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sejak awal memiliki tekad untuk mengembangkan usaha keluarga di bidang industri sepeda.
Awalnya, usaha keluarga hanya memproduksi sepeda berdasarkan pesanan dari merek-merek luar negeri. Namun pada tahun 1989, Soejanto mendirikan PT Insera Sena di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan mimpi menciptakan merek sendiri.
Nama Insera adalah singkatan dari “INdustri SEpeda SuRAbaya”, sedangkan Sena diambil dari tokoh wayang yang melambangkan kekuatan.
Di awal tahun 1990-an, lahirlah merek Polygon. Sejak awal, Polygon dirancang dengan kualitas kelas dunia dan menyasar segmen menengah ke atas. Keputusan ini bukan tanpa risiko karena pada 1999, ketika harga sepeda umumnya sekitar Rp200.000, Polygon berani mematok harga Rp500.000. Tidak heran jika banyak toko menolak menjualnya. Namun, Soejanto tetap teguh pada prinsip, yaitu tidak menurunkan kualitas demi harga murah. Ia memilih memposisikan Polygon sebagai bagian dari gaya hidup, bukan sekadar alat transportasi.
Keberanian itu membuahkan hasil. Perlahan, para dealer mulai menerima produk Polygon. Menariknya, PT Insera Sena justru membatasi jumlah dealer demi menjaga citra eksklusif. Perusahaan juga terus berinvestasi dalam riset dan rekayasa presisi, sehingga mampu menjadi pionir di Asia yang memproduksi full-suspension mountain bike pada 1993.
Baca Juga: Perjalanan Uniqlo dari Toko Jahit hingga Sukses jadi Raksasa Fashion Dunia
Kini, PT Insera Sena mempekerjakan ribuan orang, termasuk 20 ahli research and development, dengan kapasitas produksi mencapai 750.000 unit per tahun. Polygon menawarkan beragam produk, mulai dari city bike, road bike, mountain bike, trekking bike, hingga BMX, yang telah diekspor ke lima benua dan lebih dari 30 negara. Melalui jaringan ritel Rodalink, Polygon juga memasarkan berbagai merek sepeda dan aksesoris kelas dunia.
Memasuki era kendaraan ramah lingkungan, Polygon mengambil langkah besar di akhir 2024 dengan melakukan ekspor perdana sepeda listrik (e-bike) menggunakan baterai produksi dalam negeri. Inovasi ini sejalan dengan program hilirisasi industri dan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Untuk mendukungnya, Polygon melalui PT Greenway Energy Indonesia, anak usaha dari Guangdong Greenway Technology Co., Ltd., mengembangkan manufaktur baterai lithium berkualitas tinggi untuk kebutuhan sepeda listrik dan kendaraan listrik lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: