Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Bullyan Trump, Brasil dan China Mulai Bahas Peran BRICS

        Hadapi Bullyan Trump, Brasil dan China Mulai Bahas Peran BRICS Kredit Foto: Antara/Unsplash/sergio souza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Brasil dan China baru-baru ini menguatkan kolaborasi dalam melawan tekanan kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini salah satunya dilakukan dengan mendalami peran dari BRICS.

        Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden China Xi Jinping sepakat bahwa organisasi tersebut memili peran yang penting dalam mempertahankan perkembangan ekonomi hingga multilateralisme, khususnya dalam menghadapi dinamika geopolitik saat ini.

        Baca Juga: Ant Group Bantah Luncurkan Stablecoin Yuan Berbasis Logam Mulia Bareng China

        “Kami menegaskan komitmen untuk terus mengidentifikasi peluang bisnis baru antara kedua perekonomian,” kata Lula, dilansir Rabu (13/8).

        Adapun Xi mememiliki pandangan sendiri soal BRICS. Ia mengatakan bahwa organisasi tersebut merupakan platform penting untuk membangun konsensus negara-negara dari Global South.

        Ia juga menyetakan kesiapan negara untuk menjadi teladan persatuan dan kemandirian negara-negara berkembang besar bersama dengan Brasil.

        Adapun Xi menggambarkan hubungan bilateral kedua negara saat ini dalam kondisi terbaik sepanjang sejarah dan mendorong kerja sama dalam menghadapi tantangan global serta mempromosikan penyelesaian politik atas krisis dari Ukraina.

        Sebelumnya, Lula mengatakan akan memulai pembicaraan dengan negara-negara dari BRICS. Hal ini terkait cara menghadapi tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Donald Trump. 

        Baca Juga: Dihadang Trump, Eksportir Kopi Brasil Langsung Dirangkul China

        China juga melakukan hal serupa dengan  menyatakan dukungan untuk melawan “perilaku intimidatif” berupa pemberlakuan tarif berlebihan. Meski demikian, hal itu ditegaskan tanpa menyebut langsung Amerika Serikat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: