Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Turun, Investor Antisipasi Penurunan Permintaan dan Laporan Stok AS

        Harga Minyak Turun, Investor Antisipasi Penurunan Permintaan dan Laporan Stok AS Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan di Selasa (12/8). Hal ini terjadi seiring pelaku pasar menunggu laporan persediaan dari U.S. Energy Information Administration (EIA). Pihaknya mengantisipasi penurunan permintaan menjelang berakhirnya musim berkendara musim panas di awal September.

        Dilansir dari Reuters, Rabu (13/8), Minyak Brent ditutup melemah 0,77% di US$66,12. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun 1,24% menjadi US$63,17.

        Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Luncurkan SAF dari Minyak Jelantah, Dorong Penerbangan Rendah Emisi di Indonesia

        Mitra Again Capital, John Kilduff mengatakan bahwa pasar tidak mendapatkan dukungan dari bursa saham, sementara laporan inflasi AS yang positif justru mengindikasikan peluang pemangkasan suku bunga.

        Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat baru-baru ini mencatat inflasi konsumen (CPI) meningkat pada bulan lalu didorong kenaikan harga impor akibat tarif yang diberlakukan, sehingga mendorong kenaikan terkuat dalam enam bulan untuk salah satu ukuran inflasi inti. Kilduff juga mengatakan permintaan solar mulai melemah.

        Laporan American Petroleum Institute (API) dan Badan Energi Amerika Serikat (EIA) pekan ini diperkirakan akan menunjukkan tanda-tanda penurunan permintaan.

        Laporan Bulanan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak global pada 2026 akan meningkat 1,38 juta barel per hari (bph), naik 100.000 bph dari proyeksi sebelumnya, dengan proyeksi 2025 tetap tidak berubah.

        EIA memperkirakan produksi minyak mentah akan mencapai rekor 13,41 juta bph pada 2025 berkat peningkatan produktivitas sumur, sebelum turun menjadi 13,28 juta bph pada 2026.

        Baca Juga: Pertamina Kirim Perdana Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

        EIA juga menurunkan proyeksi harga rata-rata Brent untuk 2026 menjadi US$51 per barel, dari perkiraan sebelumnya US$58 per barel, setelah OPEC dan sekutunya mempercepat peningkatan produksi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: