Sri Mulyani: Sukuk Hijau dan Hilirisasi Bisa Angkat Indonesia ke Peringkat Atas Keuangan Syariah Dunia
Kredit Foto: Youtube
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, optimistis sukuk hijau (green sukuk) dan hilirisasi industri dapat mendorong Indonesia menempati peringkat teratas keuangan syariah dunia. Dia menjelaskan sukuk hijau dan hilirisasi industri yang didorong Presiden Prabowo Subianto merupakan instrumen yang dapat mendorong peringkat Indonesia.
“Green sukuk langsung meningkatkan peringkat Indonesia di keuangan syariah global. Dan kita masih bisa menstrukturkan karena program-program Bapak Presiden mengenai hilirisasi semuanya basisnya adalah aset yang tangible. Biasanya ekonomi syariah membutuhkan itu sebagai underlying asset. Kalau itu semua distrukturkan secara syariah, saya yakin kita akan melejit nomor satu di dunia,” ujarnya dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah “Refleksi Kemerdekaan RI Ke-80 Tahun 2025”, Rabu (13/8/2025).
Sri Mulyani memaparkan bahwa Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang menerbitkan sukuk hijau berdaulat, dengan total penerbitan mencapai US$7,7 miliar di pasar global dan Rp84,7 triliun di pasar domestik.
Baca Juga: Indonesia Luncurkan Orange Bond dan Orange Sukuk, Target Mobilisasi Modal US$5 Miliar
"Kita mengeluarkan sukuk hijau, sovereign. Dan itu adalah yang pertama kali di dunia. Kita telah meng-issue 7,7 miliar USD," ujarnya.
Instrumen ini telah membiayai berbagai proyek publik, mulai dari kampus, sekolah, hingga rumah sakit. Menurutnya, hilirisasi yang berbasis aset berwujud (tangible asset) menjadi peluang besar untuk memperkuat pasar keuangan syariah Indonesia di tingkat internasional.
Baca Juga: Tanggapi Statement Sri Mulyani, PKB: di Jerman Gaji Guru Bisa Dapat Penghasilan Rp1 Miliar per Tahun
"Biasanya ekonomi syariah membutuhkan itu sebagai underlying asset. Kalau itu semua distrukturkan secara syariah, saya yakin kita akan melejit nomor satu di dunia. Itu adalah salah satu cara strategi yang menurut saya perlu dipikirkan dan diikhtiarkan," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: