Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dari Kelapa hingga CPO, Mentan Klaim Hilirisasi Bisa Bawa Indonesia Jadi Superpower

        Dari Kelapa hingga CPO, Mentan Klaim Hilirisasi Bisa Bawa Indonesia Jadi Superpower Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hilirisasi sektor pertanian dinilai mampu menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia atau superpower. Pandangan tersebut disampaikan dalam forum yang menekankan pentingnya penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

        Menurut pemaparan, Indonesia berpotensi meraup nilai tambah berlipat ganda jika mampu mengolah produk pertanian sebelum diekspor. Sebagai contoh, komoditas kelapa yang saat ini diekspor dalam bentuk mentah senilai Rp26 triliun per tahun, dapat meningkat hingga Rp2.600 triliun jika diolah menjadi produk turunan seperti virgin coconut oil (VCO) atau coconut meal.

        “Kalau hilirisasi dijalankan secara konsisten, Indonesia bisa menjadi negara superpower. Pertanian dan sumber daya alam adalah kekuatan yang berkelanjutan,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam Rakornas Kadin 2025, di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

        Selain kelapa, komoditas lain seperti kakao, mete, dan minyak sawit mentah (CPO) juga disebut berpotensi besar. Saat ini Indonesia menguasai lebih dari 60% pasar CPO dunia. Jika hilirisasi dilakukan secara maksimal, produk turunan seperti biofuel dapat menjadi senjata strategis menghadapi gejolak energi global.

        Pemerintah disebut telah menyiapkan anggaran Rp371 triliun untuk mendorong hilirisasi di berbagai komoditas. Investasi tersebut dinilai relatif murah karena pabrik pengolahan bisa dibangun dengan biaya sekitar Rp30 miliar per unit. UMKM dinilai berperan penting dalam skema ini melalui konsolidasi modal dan kapasitas produksi.

        “Kalau UMKM bergerak eksponensial, dampaknya luar biasa. Multiplier effect bisa mencapai puluhan ribu triliun bagi perekonomian,” katanya.

        Ia menegaskan, UMKM tidak boleh stagnan terlalu lama di level mikro. Dalam waktu maksimal lima tahun, pelaku usaha perlu naik kelas agar mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

        Dengan strategi hilirisasi dan penguatan UMKM, Indonesia diproyeksikan tidak hanya menjadi pemain utama di pasar global, tetapi juga mampu mengendalikan rantai pasok komoditas strategis dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: