Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Guru Besar UM Surabaya Prof. Sukadiono: Atlet Gunakan Sodium Bicarbonate dapat Tunda Kelelahan tapi Ada Efek Samping

        Guru Besar UM Surabaya Prof. Sukadiono: Atlet Gunakan Sodium Bicarbonate dapat Tunda Kelelahan tapi Ada Efek Samping Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar Fisiologi Olahraga Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Prof. Dr. Sukadiono, dr., M.M., menyatakan bahwa olahraga telah berkembang dari sekadar aktivitas fisik menjadi gaya hidup masyarakat modern. Fenomena ini terlihat dari anak muda yang joging, pekerja kantoran yang berlatih di pusat kebugaran, hingga lansia yang rutin mengikuti senam bersama.

        Namun, di balik semangat ini, Prof. Sukadiono mengingatkan bahwa tubuh manusia tunduk pada hukum fisiologi. Saat intensitas olahraga meningkat, performa fisik memiliki batas.

        “Pada intensitas tinggi, tubuh memicu metabolisme anaerob yang cepat memproduksi energi, tetapi menghasilkan ion hidrogen (H+) yang menurunkan pH tubuh. Kondisi ini disebut asidosis, yang membuat otot terasa berat, nyeri, dan mengurangi daya ledak,” terangnya dalam orasi ilmiah bertajuk “Strategi Buffering Fisiologis Melalui Intervensi Sodium Bicarbonate untuk Daya Tahan dan Performa Atlet” di UM Surabaya, Sabtu (23/8/2025).

        Dampak asidosis ini sering menjadi penghambat performa dalam olahraga seperti sprint, renang, sepak bola, dan basket.

        Tubuh sebenarnya memiliki mekanisme buffering alami melalui sistem bikarbonat, protein, dan fosfat. Namun, saat beban latihan sangat tinggi, sistem ini tidak cukup cepat. Di sinilah sodium bikarbonat (natrium bikarbonat) hadir sebagai strategi eksternal.

        Baca Juga: Prabowo: Sekolah Rakyat Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

        Menurut Prof. Sukadiono, suplementasi sodium bikarbonat mampu meningkatkan cadangan bikarbonat dalam darah, sehingga mempercepat pembuangan ion H+ dari otot dan menjaga kestabilan pH.

        “Dengan cara ini, atlet dapat menunda kelelahan, mempertahankan intensitas latihan lebih lama, dan memulihkan tenaga lebih cepat,” ujar Prof. Sukadiono, yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

        Ia mengungkapkan, berbagai studi menunjukkan manfaat sodium bikarbonat sangat signifikan pada olahraga berbasis metabolisme anaerob, seperti lari jarak menengah, renang, dayung, serta cabang beregu yang menuntut sprint berulang seperti sepak bola dan basket. Strategi ini biasanya dilakukan dengan dosis 0,2 hingga 0,3 gram per kilogram berat badan, yang dikonsumsi 1-3 jam sebelum latihan atau kompetisi.

        Meski demikian, Prof. Sukadiono juga mengingatkan potensi efek sampingnya, terutama gangguan pencernaan.

        “Solusinya adalah dengan teknologi seperti hidrogel yang meminimalkan iritasi lambung, atau membagi dosis agar lebih nyaman,” jelasnya.

        Ia menegaskan bahwa intervensi sodium bikarbonat bukan sekadar teori, tetapi bukti nyata bagaimana sains dapat membantu atlet mencapai performa terbaik.

        “Ini adalah langkah strategis agar olahraga tidak hanya menjadi gaya hidup, tetapi juga prestasi,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: