Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Kesenjangan Kebutuhan Investasi, Peran FDI Sangat Krusial

        Ada Kesenjangan Kebutuhan Investasi, Peran FDI Sangat Krusial Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia dinilai masih menghadapi tantangan kesenjangan antara kebutuhan investasi dan tabungan domestik. Hal ini membuat kontribusi investasi asing sangat krusial dalam pertumbuhan ekonomi.

        Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan saat ini tabungan domestik tidak cukup untuk menggenjot investasi yang berperan penting untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, hal ini disebut sebagai saving-investment gap.

        “Dalam hal ini FDI [Foreign Direct Investment] diperlukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi,” katanya.

        Peran investasi dalam pertumbuhan ekonomi terlihat dari data kuartal II yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

        Pada periode ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% secara tahunan (year on year/YoY). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tumbuh 4,87% bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

        Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2025 ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi dan konsumsi rumah tangga. BPS mencatat investasi tumbuh 6,99% YoY, dibandingkan dengan pertumbuhan 2,12% YoY dari kuartal sebelumnya.

        "PMTB ini tertinggi sejak kuartal II 2021 sebesar 7,5% YoY,” katanya.

        Edy merinci beberapa proyek pemerintah dan swasta yang mendongkrak investasi di kuartal II 2025 antara lain Proyek Strategis Nasional 3 juta rumah dan pembangunan jalan tol seperti Ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Sesi IV dan Japek II Selatan di Jakarta.

        Kemudian ada proyek MRT Fase II A di Jakarta, MRT Bali, Tanggul Laut Fase C di Jakarta, dan Terowongan Samarinda di Kalimantan Timur.

        Peran krusial investasi asing dalam mengejar pertumbuhan ekonomi ini membuat dua Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia yakni Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menempati posisi penting.

        Sepanjang 2024 misalnya, INA merealisasikan delapan investasi dengan nilai Rp19,5 triliun. Ini terdiri dari Rp5,6 triliun kontribusi INA dan Rp13,8 triliun berupa Foreign Direct Investment (FDI) alias investasi asing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: