- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
SAF Pertamina Siap Diproduksi di Dumai dan Balongan Usai Sukses di Cilacap
Kredit Foto: Pertamina
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan memperluas produksi bahan bakar ramah lingkungan Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke Refinery Unit (RU) II Dumai dan RU VI Balongan. Langkah ini menyusul keberhasilan RU IV Cilacap sebagai kilang perintis produksi SAF berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO).
Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, mengatakan perluasan produksi SAF merupakan wujud komitmen Pertamina mewujudkan kilang hijau (green refinery).
"Perjalanan menuju net zero emission (NZE) harus kolektif dan kolaboratif. Saya yakin dengan semangat kebersamaan, kilang lain seperti Dumai dan Balongan juga dapat mewujudkan green refinery,” ujar Iriawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (28/8/2025).
Baca Juga: Pertamina SAF dari Minyak Jelantah, Pertama di Asia Tenggara Terbangkan Pesawat Komersial
Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia, menambahkan bahwa SAF menjadi salah satu produk unggulan RU IV Cilacap. Inovasi ini dihasilkan dari sinergi Pertamina Group, mulai dari holding, subholding, hingga lini bisnis pendukung. Bahkan, Pelita Air telah melakukan penerbangan perdana dengan konsumsi SAF berbasis UCO pada 20 Agustus 2025.
“Pertamina melalui RU IV Cilacap mampu mengolah minyak jelantah menjadi energi berkelanjutan. Keberhasilan ini akan menjadi pijakan bagi kilang lain untuk memproduksi SAF,” jelas Didik.
SAF Pertamina telah memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091, serta tersertifikasi Renewable Energy Directive (RED) European Union dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sesuai skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA). Sertifikasi ini mencakup rantai proses mulai dari pengumpulan UCO, produksi di kilang, hingga distribusi.
Baca Juga: Pertamina Terbangkan Pesawat Pertama dengan SAF Minyak Jelantah Bersama Pelita Air
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa pengembangan SAF membawa dampak ganda.
“Ekosistem SAF akan melibatkan partisipasi masyarakat dan UMKM dalam pengumpulan limbah minyak jelantah. Dengan begitu, selain mengurangi emisi pada industri penerbangan, juga mendorong ekonomi sirkuler di masyarakat,” kata Fadjar.
Dengan perluasan produksi ke Dumai dan Balongan, Pertamina menargetkan peningkatan kontribusi dalam mendukung ketahanan energi nasional sekaligus mendukung komitmen pemerintah mencapai net zero emission 2060.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo