Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rupiah dan IHSG Kompak Terguncang, Pengamat: Demo DPR Bikin Pasar Panas

        Rupiah dan IHSG Kompak Terguncang, Pengamat: Demo DPR Bikin Pasar Panas Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aksi unjuk rasa besar-besaran oleh buruh di depan Gedung DPR RI pada Kamis (28/8) memberikan tekanan signifikan terhadap pasar keuangan. Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga harga emas dunia tercatat mengalami pergerakan tajam di tengah memanasnya tensi politik dan sosial.

        Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai situasi politik yang memanas berimbas langsung ke pasar. “Saya melihat bahwa demonstrasi kemarin sampai sore sedikit kondusif, tetapi di malam terjadi satu insiden di mana Barayuda Brimob yang dikendali oleh Oknum-Oknum Brimob ini menabrak dengan sengaja pengojek online. Ini yang membuat sedikit memanas pasar baik rupiah maupun indeks harga saham gabungan yang kita tahu bahwa kejadian tadi malam ini benar-benar membuat masyarakat kemudian mahasiswa dan pelajar ini sedikit memanas,” ujarnya, Jumat (29/8). 

        Ibrahim menambahkan, faktor politik lainnya juga memperburuk keadaan. “Tensi politik sedikit memanas, apalagi bumbu-bumbu tentang sebelumnya, di mana pemerintah akan memberikan tunjangan perumahan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat, ini pun juga membuat satu ketegangan tersendiri, apalagi bersamaan dengan mantan aktivis 1998 yang sebagai pejabat di pemerintahan melakukan korupsi yang cukup masif,” ungkapnya.

        Baca Juga: GOTO Bilang Begini Soal Insiden Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob

        Dari sisi pasar keuangan, rupiah tercatat melemah tajam hingga 85 poin ke posisi Rp16.433 per dolar AS. “Walaupun kemarin pun juga saya mengindikasikan bahwa hari ini rupiah mengalami pelemahan tetapi pelemahan rupiah saat ini cukup tinggi ya dimana rupiah mengalami pelemahan hampir 85 poin ya saat ini di Rp16.433,” kata Ibrahim.

        Sementara itu, IHSG juga tak luput dari tekanan. Berdasarkan pantauan pada pukul 11.18 WIB, IHSG anjlok 2% ke 7.792. Ibrahim pun memperkirakan koreksi masih berlanjut. “Ada kemungkinan besar bahwa penurunan untuk indeks harga saham gabungan kemungkinan besar akan dipatok di 3% kalau saya melihat dengan kondisi yang kejadian tadi malam,” jelasnya.

        Sementara itu, harga emas mengalami lonjakan. Emas dunia sempat menyentuh level tertinggi di atas US$3.423 per troy ounce. Ibrahim menilai, momentum pelemahan rupiah bisa mendorong logam mulia dalam negeri mendekati Rp2 juta per gram. “Di akhir tahun logam mulia di level Rp2.150.000 kemungkinan besar itu akan tercapai,” ujarnya.

        Baca Juga: IPW Tanggapi Ojol Dilindas Brimob, 'Kematian Warga Sipil oleh Aparat Harus Dihindari, Bisa Picu Kemarahan ke Pemerintah'

        Lebih jauh, Ibrahim juga menyinggung insiden tragis dalam aksi unjuk rasa tersebut. “Harus diingat bahwa kejadian tadi malam di mana para demonstran terjadi pembunuhan yang pembunuhan, saya anggap ini adalah pembunuhan karena seorang demonstran ditabrak sengaja oleh Barayuda yang dikendalikan oleh Oknum Brimob ya ini kita mengingatkan bahwa 1998 ya dimana mahasiswa ditembak saat itu ya oleh sniper ya dari Oknum TNI yang kita lihat perbedaannya adalah dulu itu adalah mahasiswa ya yang sekarang itu adalah ojek online,” tegasnya.

        Menurut Ibrahim, situasi bisa terus memanas jika aspirasi massa tidak ditanggapi serius. “Permasalahan ini kemungkinan besar akan terus memanas, situasi akan terus memanas, karena apa? Kita melihat bahwa terjadinya pembunuhan ini yang begitu luar biasa, begitu keji, yang kemungkinan besar mahasiswa, pelajar, dan masyarakat terus akan melakukan demonstrasi. Tujuan utama sebenarnya adalah untuk agar DPR itu adalah mengesahkan undang-undang perampasan perampasan harta bagi para koruptor,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: