Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemanfaatan AI dalam Perumusan Kebijakan Berbasis Data Sangat Penting

        Pemanfaatan AI dalam Perumusan Kebijakan Berbasis Data Sangat Penting Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dalam perumusan kebijakan berbasis data (data-driven policy) sangat penting dengan semakin pesatnya perkembangan transformasi digital saat ini.

        Dengan memanfaatkan AI, kebijakan berbasis data akan lebih presisi serta menghasilkan market insight yang relevan dengan dinamika global.

        Baca Juga: Kemenperin Optimis IKM Alat Angkut Siap Terintegrasi dalam Jaringan Industri Otomotif

        Pemerintah juga terus memperkuat arah kebijakan AI melalui Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 yang menitikberatkan pada beberapa hal diantaranya etika dan kebijakan, pengembangan talenta, infrastruktur dan data, serta riset dan inovasi industri.

        Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan penguasaan AI memperkuat kedaulatan teknologi, ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat, pertahanan negara, perlindungan data, dan kemandirian strategis di kancah global.

        Ini disampaikannya dalam acara Kick Off Pelatihan dan Webinar AI GARUDA (Gerakan AI untuk Resiliensi dan Kedaulatan Nasional) di Jakarta, Kamis (28/08/2025).

        Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh sekitar 1.539 peserta dari berbagai Kementerian dan Lembaga, perwakilan perguruan tinggi, serta mahasiswa. Sebanyak 150 peserta hadir secara luring dan lebih dari 1.389 peserta lainnya mengikuti secara daring.

        “Pelatihan mengambil tema AI dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi: Data-Driven Policy dan Market Insight. Tema ini sangat relevan dengan kondisi saat ini di Kementerian, Lembaga, maupun Kampus, dalam rangka membuat keputusan dan kebijakan yang berbasis data yang akurat serta adaptif terhadap tantangan global,” jelas Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Hari Nugroho saat sesi penyampaian laporan kegiatan, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Jumat (29/8).

        Berbagai kajian global juga telah menunjukkan potensi AI yang signifikan. Studi PwC (2024) memproyeksikan kontribusi AI pada ekonomi global mencapai USD15,7 triliun pada 2030, terdiri dari USD6,6 triliun peningkatan produktivitas dan USD9,1 triliun pertumbuhan konsumsi.

        Sementara itu, AT Kearney (2020) juga memperkirakan tambahan PDB USD1 triliun di Asia Tenggara, dengan kontribusi Indonesia sekitar 40 persen atau USD366 miliar. Indonesia kini menjadi pasar AI terbesar keempat di Asia dengan nilai sekitar USD70,6 miliar atau 6,4 persen dari total pasar regional.

        “Program GARUDA menjadi inisiatif yang baik sekali, tujuannya jelas yakni untuk memperkuat ketahanan nasional lewat pemanfaatan AI, untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan masa depan,” jelas Sesmenko Susiwijono.

        Optimalisasi dan pemanfaatan AI juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045, dimana ekonomi digital ditetapkan sebagai penggerak utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing nasional dan memperkuat resiliensi di tengah tantangan global.

        “Indonesia bertekad bukan hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengembang solusi AI inovatif, yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal maupun kebutuhan global,” pungkas Sesmenko Susiwijono.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: