- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Investor Asing Panik Usai Demo Berujung Kericuhan, Saham BCA Hingga TOBA Jadi Korban
Kredit Foto: Annisa Nurfitri
Kericuhan usai aksi demonstrasi yang mengguncang Jakarta dan sejumlah daerah hari ini, Jumat (29/8/2025), langsung memicu kepanikan di pasar modal. Investor asing melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) jumbo di sejumlah saham unggulan, menekan kinerja emiten besar dan menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,53% ke level 7.830.
Berdasarkan data perdagangan, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat paling parah dihantam asing. Nilai jual bersih mencapai Rp1,12 triliun atau lebih dari separuh transaksi harian BBCA senilai Rp1,93 triliun. Tekanan ini membuat harga saham bank swasta terbesar itu terkoreksi 3% ke Rp8.075 per saham. Besarnya bobot BBCA di IHSG turut memperdalam pelemahan indeks.
Tak hanya perbankan swasta, emiten teknologi juga ikut digempur. Saham Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dilepas asing senilai Rp195,25 miliar, sekitar seperlima transaksi harian. Harga WIFI anjlok 6,6% ke Rp2.690 per saham, mendekati batas auto reject bawah (ARB).
Baca Juga: IHSG Berdarah! Saham-saham Ikut Tumbang Usai Jakarta Dikepung Demo
Saham perbankan pelat merah, Bank Mandiri Tbk (BMRI), juga masuk radar jual asing dengan nilai Rp169,32 miliar atau setara 20% dari total transaksi Rp830 miliar. Meski begitu, harga BMRI hanya terkoreksi tipis 0,84% ke Rp4.730 karena investor domestik masih menopang permintaan.
Di sektor energi, Adaro Energy Tbk (ADRO) dibuang asing senilai Rp109,34 miliar, lebih dari sepertiga nilai transaksi harian. Harga ADRO terkoreksi 0,85% ke Rp1.755. Tekanan lebih dalam dialami TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang mencatat net sell Rp27,53 miliar. Lemahnya minat beli membuat TOBA amblas 4,07% ke Rp1.295 per saham.
Baca Juga: Psikologis Pasar Rapuh, IHSG Anjlok Imbas Aksi Massa
Sementara itu, saham teknologi Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut dilepas asing senilai Rp36,36 miliar. Meski volume transaksi mencapai 35,9 juta lembar, harga GOTO tetap terkoreksi 1,69% ke Rp58 per saham.
“Katalis aksi jual ini seiring adanya eskalasi demonstrasi dalam negeri yang tengah berlangsung menimbulkan rasa kekhawatiran investor,” tulis CGS International Sekuritas dalam risetnya, Jumat (29/8/2025).
Aksi jual asing yang serempak pada saham perbankan, energi, dan teknologi menandai meningkatnya risiko politik dan keamanan pasca kericuhan demo. Kondisi ini menambah tekanan pada pasar modal yang sebelumnya relatif stabil di tengah fluktuasi global.
Asal tahu saja, kekacauan pascainsiden demonstrasi masih terus berlangsung hingga Jumat (29/8) malam. Hal ini dipicu oleh tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan saat aparat membubarkan demo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri