Temasek Foundation Danai 30 Mahasiswa UM Surabaya 'Kabur' ke Singapura, Jalankan Misi Ini!
Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Temasek Foundation International resmi mendanai 30 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) untuk mengikuti program Learning Express dan TF Scale di Singapura, yang dimulai dari 7 hingga 20 September 2025. Program ini melibatkan kolaborasi dengan Singapore Polytechnic.
Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi UM Surabaya, Radius Setiyawan, mengatakan bahwa di tengah hiruk-pikuk isu sosial dan politik yang kerap memenuhi ruang publik, mahasiswa UM Surabaya memilih jalan berbeda, #KaburAjaDulu. Bukan untuk lari dari masalah, tetapi untuk belajar, berjejaring, dan menghadirkan ide-ide segar bagi masyarakat. Mereka belajar di luar negeri dengan harapan dapat kembali membawa banyak pengalaman ketika kembali ke Indonesia.
“Gerakan mahasiswa tidak hanya diwujudkan melalui demonstrasi atau kritik, tetapi juga lewat upaya belajar, berjejaring, dan memberi kontribusi nyata,” kata Radius di Gedung At Taawun UM Surabaya, Sabtu (6/9/2025).
Menurut Radius, mahasiswa tetap harus menjadi agent of change dan agent of control, tetapi juga menjaga semangat belajar dalam lingkup global. Karena itu, kesempatan dari Temasek Foundation ini tidak dilewatkan oleh UM Surabaya.
Sebagai Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi, Radius juga menjelaskan bahwa program internasionalisasi kampus menjadi langkah penting dalam membekali mahasiswa dengan pengalaman global.
“UM Surabaya sebelumnya juga telah memberangkatkan mahasiswa KKN ke Korea Selatan dan Taiwan. Tahun depan, kami berharap agenda ini terus berlanjut. Internasionalisasi bukan hanya berhenti pada MoU, tetapi aplikasi nyata yang berdampak,” jelas Radius.
Selanjutnya, kata Radius, program ini bersifat timbal balik. Pada akhir September mendatang, mahasiswa asal Singapura juga akan datang ke Indonesia, tepatnya di Surabaya.
“Mereka akan melakukan pengabdian masyarakat di kawasan Keputih. Tahun-tahun sebelumnya, program ini sempat berlangsung di Lamongan. Jadi, mahasiswa bukan hanya belajar di luar negeri, tetapi juga bisa menularkan praktik baik di lingkungan sekitar kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Arin Setyowati, Kepala Lembaga Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat (LRIPM) UM Surabaya, mengatakan bahwa dalam program ini, mahasiswa akan menggunakan pendekatan design thinking untuk menganalisis permasalahan sosial, khususnya kesehatan lansia di Singapura. Rangkaian kegiatan meliputi pembelajaran di kelas, diskusi, observasi lapangan, hingga wawancara dengan komunitas lokal.
“Tema tahun ini adalah ‘Healthcare for the Elderly’. Mahasiswa UM Surabaya bersama mahasiswa Singapore Polytechnic akan berkolaborasi menciptakan solusi inovatif bagi kebutuhan lansia, baik di bidang kesehatan fisik maupun mental,” kata Arin.
Menurutnya, kondisi di Singapura menunjukkan bahwa lansia tetap mendapat perhatian di berbagai aspek kehidupan, termasuk kesempatan bekerja dan akses fasilitas publik. Hal ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa UM Surabaya untuk menangkap isu-isu relevan sekaligus membangun kepekaan sosial lintas generasi.
Baca Juga: Lewat KKN Internasional, Mahasiswa UM Surabaya Asah Keterampilan Kuliner di Korea Selatan
UM Surabaya sendiri telah mengembangkan sejumlah teknologi yang relevan untuk kesehatan lansia, di antaranya:
- Sejiwa: alat pendeteksi tingkat stres pada lansia. Alat Sejiwa bekerja dengan mendeteksi kelenjar keringat di dua jari serta memantau detak jantung. Data yang diperoleh kemudian diolah untuk menentukan tingkat stres, mulai dari rileks, tenang, cemas, hingga level stres tinggi.
- EmoSafe: platform kesehatan mental yang membantu individu mengelola emosi serta melatih pola pernapasan agar tetap tenang.
“Harapannya, teknologi ini dapat dikolaborasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lansia di Singapura,” pungkasnya.
Salah satu peserta, Rahma Nur Aini, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UM Surabaya, mengaku sudah mempersiapkan diri melalui kursus bahasa dan pembekalan administrasi.
“Kami ingin mengenalkan kampus ke kancah internasional sekaligus membangun relasi. Harapannya, pengalaman ini bisa membuka peluang beasiswa, ide penelitian, hingga topik skripsi,” pungkas Rahma.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: