Kredit Foto: Unsplash/ Ed Hardie
Serangan malware terhadap pengguna ponsel pintar Android melonjak tajam pada paruh pertama 2025. Laporan terbaru Kaspersky mencatat serangan meningkat 29% dibanding periode yang sama tahun 2024, dan 48% lebih tinggi dibanding paruh kedua 2024.
Aplikasi penipuan Fakemoney, trojan perbankan, serta malware bawaan tercatat sebagai ancaman paling banyak ditemui.
“Paruh pertama tahun 2025 menunjukkan lonjakan serangan malware Android dibandingkan tahun 2024," ujar Anton Kivva, Pimpinan Tim Analis Malware Kaspersky dikutip dari keterangan resmi, Senin (8/9/2025).
Baca Juga: CyberArk Ingatkan Ancaman Identitas Digital di Era AI, Ajak Kolaborasi Nasional
Menurut laporan berjudul IT threat evolution in Q2 2025: Mobile statistics, Kaspersky mendeteksi tiga aplikasi berbahaya utama. Fakemoney adalah aplikasi penipuan yang mengiming-imingi pengguna dengan hadiah atau uang, namun justru mencuri data pribadi dan dana korban. Trojan perbankan menyerang dengan menyamar sebagai aplikasi resmi, sementara malware bawaan seperti Triada dan Dwphon sudah tertanam sejak proses produksi perangkat, sehingga tetap aktif meski ponsel di-reset ke pengaturan pabrik.
Kaspersky juga menemukan varian trojan baru dengan pola serangan lebih agresif. Di Turki, misalnya, trojan Coper mencuri informasi keuangan dengan menyamar sebagai aplikasi bank. Di India, aplikasi loyalitas palsu berfungsi sebagai dropper untuk menyebarkan malware. Uzbekistan menjadi target aplikasi pencarian kerja palsu, sementara Brasil disusupi trojan dropper baru bernama Pylcasa yang masuk ke Google Play dengan kedok aplikasi kalkulator sederhana.
Selain itu, penyerang memanfaatkan aplikasi VPN palsu yang membajak akun pengguna dengan mencegat kode sandi sekali pakai dari pesan singkat dan aplikasi perpesanan. Aplikasi konten dewasa juga terdeteksi memiliki fungsi tersembunyi untuk melancarkan serangan DDoS dengan konfigurasi dinamis.
Meski saat ini keamanan internet makin maju, Anton menyebut jika Malware masih bisa menyusup ke dalam Google Play Store hingga App Store Apple.
Baca Juga: Ransomware Incar Pemerintah dan Bank, Ini Penjelasan Kaspersky
“Inisiatif Google untuk memverifikasi pengembang aplikasi, termasuk sideloading, merupakan langkah maju, tetapi bukan solusi instan. Malware bahkan masih menyusup ke Google Play dan App Store,” kata Anton Kivva, Pimpinan Tim Analis Malware Kaspersky dikutip dari keterangan resmi, Senin (8/9/2025).
Berkaitan dengan itu, Anton pun menyarankan agar para pengembang memiliki solusi keamanan yang kuat demi kenyamanan para pengguna ponsel pintar.
"Penyerang kemungkinan akan menemukan cara untuk melewati verifikasi, yang menggarisbawahi pentingnya untuk menggabungkan solusi keamanan yang kuat, sumber aplikasi yang cermat, dan pembaruan OS secara berkala agar tetap terdepan dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang,” saran Anton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: