Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menteri PPPA Tegaskan Pentingnya Bangun Hubungan Emosional Ibu dan Anak

        Menteri PPPA Tegaskan Pentingnya Bangun Hubungan Emosional Ibu dan Anak Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menegaskan pentingnya membangun hubungan emosional dengan sentuhan dan kasih sayang antara ibu dan anak.

        Menteri PPPA menyampaikannya saat memberikan ceramah umum pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Al-Ma’ruf, Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Kementerian Ekraf Dorong Penciptaan Lapangan Kerja Berkualitas

        Menanggapi jawaban ibu-ibu hadirin bahwa untuk membujuk anak-anak agar tidak menangis atau agar mau makan adalah dengan memberi HP kepada anak, Menteri PPPA menyampaikan pesan Tuan Guru Tengku Turmuzi dari NTB, bahwa bagi para ibu yang menenangkan anaknya yang menangis, membangunkan anaknya untuk sholat, merayu anaknya agar mau makan adalah sedang menggugurkan dosa-dosanya.

        “Mari ibu-ibu, kita semua menjaga anak-anak kita dengan doa dan keteladanan. Kita tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah. Seperti juga di Yayasan Al Ma’ruf ini, Ibu Hj. Sariani Thaha Ma’ruf selain berdakwah hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam, beliau juga merintis sekolah sebagai wadah untuk menimba ilmu. Saat ini sekolah yang dibangun ibu Sariani Ma’ruf terdiri dari TK, SD, SMP dan SMA dengan lebih dari 1.000 murid. Semoga kita terus berupaya agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan mampu menjadi pemimpin di masa depan agar tercipta Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Menuju Indonesia Emas 2045,” ucapnya,  dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Senin (8/9).

        Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA juga mengajak untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW, khususnya dalam memperlakukan perempuan dan anak dengan penuh kasih sayang, penghormatan, serta menjunjung tinggi keadilan.

        Rasulullah SAW menjadi teladan kasih sayang kepada anak-anak, serta menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

        Nilai-nilai ajaran Rasulullah SAW sangat relevan dalam membangun ketahanan keluarga, yang menjadi fondasi penting bagi terciptanya masyarakat sejahtera. 

        Keluarga yang kuat, adalah keluarga yang mampu menjaga keharmonisan, saling mendukung, dan berlandaskan nilai ketakwaan, dengan orang tua terutama ibu yang memberi kasih sayang tanpa mengharap balas, sehingga menjadi lingkungan terbaik bagi tumbuh kembang anak.

        Pimpinan Majelis Taklim sekaligus Ketua Yayasan Al-Ma’ruf, Marnita Ma'roef menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya momentum untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sarana memperkuat ukhuwah, memperluas syiar Islam, serta mempertebal kepedulian sosial melalui infak dan kegiatan kemanusiaan.

        “Alhamdulillah, dana yang terkumpul pada setiap kegiatan Maulid tidak hanya digunakan untuk pelaksanaan acara, tetapi juga disalurkan bagi ratusan penerima manfaat. Tahun ini tercatat sebanyak 230 orang yang menerima santunan berkat dukungan dan kontribusi para jamaah,” ungkap Ketua Yayasan Al-Ma’ruf.

        Pada kesempatan tersebut, Ketua Yayasan Al-Ma’ruf juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri PPPA serta tokoh Muslimat NU yang hadir, di antaranya Ibu Raja Siti Aniroh dan Ibu Ariza Agustina. 

        Kehadiran para tokoh perempuan ini diyakini akan semakin menguatkan sinergi dalam membangun peran perempuan di bidang pendidikan, dakwah, serta perlindungan anak. Acara ditutup dengan doa bersama untuk para pendiri dan keluarga besar Al-Ma’ruf yang telah wafat, serta penyerahan santunan secara simbolis kepada penerima manfaat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: