Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menhub Sebut Transportasi Udara Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional

        Menhub Sebut Transportasi Udara Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kredit Foto: Azka Elfriza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perhubungan menegaskan transportasi udara akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Tahun 2025 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Jakarta.

        "Kita perlu menjadikan transformasi digital sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing dan kepuasan pengguna layanan. Contohnya melalui penerapan pencatatan dan pemantauan lalu lintas penerbangan berbasis digital serta mendorong optimalisasi kapasitas bandara dan rute penerbangan," kata Menhub Dudy, Selasa (9/9/2025).

        Dudy menekankan, Rakornis kali ini menjadi momentum untuk menyiapkan masa depan transportasi udara yang lebih inklusif, modern, dan kompetitif. 

        Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya dukungan lintas kementerian, seperti Kementerian Keuangan untuk optimalisasi anggaran, Kementerian PANRB untuk transformasi ASN, serta Kemenko Infrastruktur untuk kebijakan pembangunan transportasi.

        "Koordinasi dan sinergitas lintas lembaga bukan sekedar penting melainkan sebuah langkah yang harus dilakukan. Ini menjadi bukti nyata, komitmen dan sinergi bersama dalam memperkuat sektor transportasi udara, khususnya sebagai penggerak utama pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang dinamis," ujar Menhub.

        Menteri PANRB Rini Widyantini menambahkan, teknologi kini menjadi penggerak utama transformasi layanan publik, termasuk transportasi udara. Ia menilai Indonesia harus mempersiapkan aparatur yang kompeten dan adaptif menghadapi perubahan teknologi.

        "Kita melihat bagaimana kemajuan teknologi telah diterapkan pada layanan transportasi udara. Di antaranya, smart airport dan artificial intelligence digunakan untuk mengatur arus penumpang, melakukan predictive maintenance pesawat, hingga smart air traffic management. Di sisi lain, ada automation dan robotics," jelas Rini.

        Menurut data International Air Transport Association (IATA), Indonesia diproyeksikan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada 2036 dengan 355 juta penumpang. Tentu pertumbuhan itu harus diimbangi regulasi, tata kelola, layanan publik berkualitas, serta kesiapan ASN di sektor penerbangan.

        Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menjelaskan Rakornis 2025 membahas isu aktual, termasuk penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM), keamanan siber, serta transformasi manajerial SDM Ditjen Hubud.

        Sekedar informasi, acara ini juga dihadiri Wakil Menteri Perhubungan Suntana, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Odo Manuhutu, pimpinan BUMN transportasi udara, badan usaha angkutan udara, dan asosiasi penerbangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: