Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementerian Haji Tuai Simpati dan Skeptisisme Publik

        Kementerian Haji Tuai Simpati dan Skeptisisme Publik Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Continuum Data Indonesia menemukan pembentukan Kementerian Haji dan Umroh menjadi salah satu isu yang diperbincangkan publik dalam reshuffle kabinet 8–9 September 2025.

        Wahyu Tri Utomo, Peneliti Continuum Data Indonesia, menyampaikan bahwa analisis atas 44.404 percakapan menunjukkan kementerian baru itu memunculkan respons pro dan kontra.

        “Di reshuffle kemarin selain mengganti menteri yang lama, Presiden Prabowo juga meresmikan satu kementerian baru, Kementerian Haji dan Umroh, diisi oleh Pak Muhammad Irfan Yusuf,” ujarnya dalam diskusi publik INDEF pada Kamis (11/9/2025).

        Baca Juga: Tok! DPR Sahkan UU Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah

        Ia mengatakan bahwa sebagian warganet menilai langkah ini strategis, mengingat polemik pengelolaan biaya haji sebelumnya. Figur Muhammad Irfan Yusuf disebut mewakili kalangan Nahdlatul Ulama sekaligus dinilai memiliki relevansi dengan tugas kementerian baru.

        “Beberapa menilai bahwa Pak Irfan ini salah satu sosok yang layak mewakili NU dan sesuai dengan bidangnya. Mereka menilai bahwa ini adalah langkah strategis, mengingat beberapa waktu kemarin ada kasus dugaan korupsi biaya haji,” jelas Wahyu.

        Baca Juga: Rosan Roeslani Kawal Proyek Kampung Haji Indonesia di Makkah

        Namun, kritik keras juga muncul. Publik menyoroti risiko pemborosan fiskal akibat pembentukan lembaga baru di tengah keterbatasan anggaran.

        “Tapi di sisi lain, tetap juga ada yang mengingatkan jangan sampai ini menjadi upaya bagi-bagi kursi politik saja, dan masih mempertanyakan apakah ini benar-benar solusi yang pas untuk menangani masalah haji dan umroh,” katanya.

        Data Continuum mencatat eksposur kementerian baru masih kalah dibanding Kementerian Keuangan, namun perdebatan mengenai urgensinya menandai keresahan publik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: