Pemkab Gianyar Jadikan Desa Bona Percontohan Dalam Pengelolaan Sampah
Kredit Foto: Istimewa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).
Sebagai daerah pariwisata, Gianyar dihadapkan pada tantangan pelik dalam hal pengelolaan sampah. Setiap hari, ratusan ton sampah dihasilkan dari rumah tangga, pasar, hotel, dan restoran. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Temesi, di Kabupaten Gianyar berpotensi tidak akan mampu menampung limpahan sampah dalam beberapa tahun ke depan.
Menyikapi situasi ini, diperlukan pendekatan baru yang lebih menyeluruh, bukan hanya membangun TPA tambahan atau TPS modern, tapi juga perubahan perilaku dari hulu, yaitu rumah tangga sebagai sumber utama sampah. Pemkab Gianyar memutuskan untuk melakukan intervensi melalui paket pekerjaan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat (PPAM).
Baca Juga: Perusahaan Minuman Asal Bali Raih Penghargaan di Cina dan Italia
Salah satu desa yang menjadi pilot project program ini adalah Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Kegiatan dilaksanakan selama dua bulan, dari 10 Januari hingga 11 Maret 2025 yang difokuskan di Banjar Pasedana. Di wilayah ini, terdapat 163 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi sasaran langsung edukasi.
Hasilnya, hingga akhir Maret 2025 sebanyak 116 KK atau sekitar 71% dari total KK di Banjar Pasedana, Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh rutin memilah sampah dari rumah ke dalam tiga jenis organik, non-organik, dan residu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Ni Made Mirnawati, menyampaikan kondisi kapasitas TPA yang semakin menipis, mendorong perlunya pengaturan pengelolaan sampah secara menyeluruh.
"Dari hulu kita perlu mengembangkan sistem teba modern, agar sampah yang masuk ke TPA Temesi bisa berkurang. Di hilir, kita perlu penegakan aturan yang ketat terhadap jenis sampah yang masuk ke TPA,” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Baca Juga: Banjir Bali: Sampah Jadi Ancaman Nyata Keselamatan Warga dan Lingkungan
Keberhasilan Desa Bona dalam pengelolaan sampah membuktikan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari kota besar, tetapi bisa dari desa kecil yang mau bergerak lebih dulu. ”Dengan pendekatan edukatif yang intensif, fasilitasi infrastruktur yang memadai, dan dukungan regulasi yang jelas, masyarakat bisa diajak untuk memilah sampah dari rumah dan menjadikannya kebiasaan baru,” katanya.
Program ISWMP bersama Pemkab Gianyar telah menunjukkan bahwa ketika seluruh pemangku kepentingan pemerintah pusat, daerah, desa, dan warga bekerja bersama, maka perubahan bukan hanya mungkin, tapi nyata.
“Ke depan, model seperti di Desa Bona sangat layak untuk direplikasi, tidak hanya di Gianyar, tetapi juga di kabupaten/kota lain di Indonesia yang tengah mencari cara untuk keluar dari krisis persampahan,” pungkas Ni Made Mirnawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri