Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Stimulus Fiskal dan Belanja Pemerintah Diharapkan Dorong Ekonomi Kuartal IV

        Stimulus Fiskal dan Belanja Pemerintah Diharapkan Dorong Ekonomi Kuartal IV Kredit Foto: ICDX
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah diperkirakan akan mengakselerasi belanja negara pada paruh akhir 2025 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Stimulus fiskal masif, termasuk penyerapan anggaran perlindungan sosial, diyakini menjadi faktor kunci dalam menopang konsumsi dan menjaga kepercayaan masyarakat.

        Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyebutkan hingga Agustus 2025 realisasi anggaran memang belum signifikan. Namun, pemerintah berencana menggenjot belanja pada September hingga akhir tahun. 

        “Kementerian Keuangan sudah menyampaikan bahwa jika penyerapan anggaran masih rendah, terutama untuk perlindungan sosial, maka akan dikejar pada kuartal IV,” jelas Rully dalam paparannya, Selasa (23/9/2025).

        Baca Juga: Ekonom Proyeksi BI Rate Turun, Sejalan dengan Stimulus Fiskal Pemerintah

        Ia menambahkan, belanja pemerintah yang lebih agresif akan membantu membalikkan penurunan indeks keyakinan konsumen yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan tren melemah.

        “Sentimen kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan, dan belanja pemerintah menjadi salah satu instrumen utama,” ujarnya.

        Selain itu, defisit fiskal diproyeksikan melebar hingga Rp642 triliun atau sekitar 2,8% dari PDB sesuai target APBN. Namun, Rully menekankan bahwa pelebaran ini masih dalam batas aman dan justru dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan.

        Baca Juga: Paket Stimulus untuk Gig Economy Diminta Lakukan Evaluasi Tiap Bulan

        “Sepanjang Agustus memang defisit melebar, tapi pemerintah masih punya ruang. Akselerasi belanja negara akan menjadi kunci mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal IV,” katanya.

        Rully menegaskan kombinasi stimulus fiskal dan kebijakan moneter longgar akan menjadi faktor penentu perbaikan ekonomi pada akhir tahun. 

        “Kami melihat pemerintah lebih agresif merealisasikan program, baik berupa insentif pajak, bantuan sosial, maupun belanja infrastruktur, sehingga dampaknya bisa langsung terasa di sektor riil,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: