Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efektivitas Belanja Pemerintah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Efektivitas Belanja Pemerintah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menilai efektivitas dan kecepatan realisasi belanja pemerintah akan menjadi faktor utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta pergantian Menteri Keuangan.

Dia menjelaskan bahwa di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, percepatan belanja negara diharapkan dapat segera terealisasi. Selama ini, realisasi anggaran cenderung menumpuk pada kuartal IV. Namun, peluang akselerasi kini diperkirakan bisa terjadi sejak kuartal III.

“Belanja pemerintah diperkirakan mencapai Rp3.527,3 triliun, dengan sisa anggaran sekitar Rp1.597,2 triliun. Dana ini jika disalurkan lebih cepat dan tepat sasaran, terutama untuk infrastruktur dan transfer ke daerah, akan mendorong pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5%,” kata Rully, Selasa (23/9/2025).

Baca Juga: DPR Setujui Postur RAPBN 2026, Target Ekonomi 5,4% dan Belanja Negara Rp3.842 Triliun

Terkait defisit, pemerintah menargetkan pelebaran hingga Rp662 triliun atau setara 2,78% dari produk domestik bruto (PDB). Adapun realisasi terakhir tercatat Rp321 triliun. Menurut Rully, ruang fiskal tersebut masih memadai untuk menjaga kepercayaan pasar dan memberi peluang percepatan belanja.

Selain itu, pemerintah juga mengumumkan paket stimulus tambahan senilai Rp16 triliun. Namun, Rully menilai besaran tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan total anggaran belanja Rp1.500 triliun

“Dampaknya terhadap pertumbuhan tidak signifikan. Justru kuncinya ada pada pengelolaan sisa anggaran yang besar agar lebih efektif,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pasar keuangan saat ini lebih menunggu implementasi dari ruang fiskal yang tersedia, bukan sekadar kebijakan tambahan dengan nominal kecil.

Baca Juga: Anggaran TKD di RAPBN 2026 Naik Jadi Rp693 Triliun, Apkasi Beri Catatan

“Kalau bisa tepat sasaran, itu akan menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi di atas 5%,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa efektivitas distribusi anggaran, termasuk penyaluran lebih awal ke sektor prioritas, akan menentukan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa kuartal mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: