Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyasar Segmen Bawah, Smartphone Xiaomi Sesuaikan Kondisi Keuangan Orang Indonesia

        Menyasar Segmen Bawah, Smartphone Xiaomi Sesuaikan Kondisi Keuangan Orang Indonesia Kredit Foto: GSM Arena
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kunci utama dominasi merek smartphone dari China di pasar Indonesia karena sukses menerapkan strategi "value for money" yang agresif.

        Strategi ini bukan sekadar menawarkan harga murah, melainkan memberikan spesifikasi dan fitur yang jauh melebihi harga yang ditawarkan. Pendekatan ini secara langsung menjawab tantangan daya beli konsumen yang menurun.

        Sebagai contoh, Redmi Note 14 5G dibekali dengan chipset MediaTek Dimensity 7025, RAM 12 GB, dan pengisian daya 45W, bandingkan dengan Samsung Galaxy A25 5G yang menggunakan chipset Exynos 1280, RAM 8 GB, dan pengisian daya 25W.

        Dengan spesifikasi ini, Redmi Note 14 5G dijual dengan harga yang lebih murah, yaitu Rp3.999.000, sementara Samsung Galaxy A25 5G dibanderol Rp4.099.000.

        Pola serupa terlihat pada segmen yang lebih tinggi. Xiaomi Redmi Note 14 Pro Plus 5G mengusung RAM 12 GB, ruang penyimpanan 512 GB, pengisian daya 120W, dan sertifikasi tahan air IP68, dengan harga sekitar Rp5.999.000.

        Sementara itu, Samsung Galaxy A56 5G yang dipasarkan pada rentang harga Rp6.199.000 hingga Rp6.699.000, menawarkan spesifikasi pengisian daya 45W dan penyimpanan 256 GB.

        Selain strategi harga, merek-merek China juga unggul dalam membangun ekosistem pemasaran dan distribusi yang terintegrasi. Mereka secara efektif memanfaatkan tren belanja digital yang semakin masif di Indonesia.

        Data dari IDC menunjukkan bahwa transaksi e-commerce tumbuh 7,3 persen pada tahun lalu, didorong oleh perubahan kebiasaan belanja dan kemajuan teknologi pembayaran digital.

        Merek-merek China mampu beradaptasi dengan cepat, dengan banyak di antaranya memiliki toko resmi di platform daring (online) seperti Tokopedia dan menawarkan berbagai promosi serta diskon.

        Pendekatan ini memungkinkan mereka memangkas biaya operasional fisik dan mengalihkan anggaran ke promosi digital yang lebih terukur dan menjangkau audiens yang lebih luas.

        Strategi pemasaran mereka juga berpusat pada komunitas dan penggunaan influencer. OPPO, misalnya, mereka membangun komunitas yang menyasar mahasiswa untuk menjadi perwakilan merek di media sosial dan di kampus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: