Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sektor IKFT Berperan Strategis Dukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

        Sektor IKFT Berperan Strategis Dukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) menunjukkan kontribusinya sebagai salah satu motor penggerak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

        Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan sektor IKFT  yang mencapai 6,70% secara tahunan (yoy) dan menyumbang sebesar 3,82% pada produk domestik bruto (PDB) nasional.

        Baca Juga: NPI Nilai Program Makan Bergizi Gratis Sukses, Tingkatkan Gizi Anak dan Gerakkan Ekonomi Rakyat

        Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Sri Bimo Pratomo menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil nyata dari penguatan struktur industri dalam negeri, peningkatan kinerja ekspor, serta dukungan kebijakan yang konsisten.

        “Sektor IKFT telah berkontribusi sebesar 3,82% terhadap PDB nasional, hal ini menunjukkan peran strategis sektor ini sebagai motor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Bimo, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (6/10). 

        Kinerja positif sektor IKFT didukung oleh beberapa subsektor yang tumbuh secara signifikan, seperti Industri Bahan Galian Non Logam yang mencatat kenaikan tertinggi sebesar 10,07% pada triwulan II tahun 2025. Angka ini menunjukan lonjakan besar dibandingkan triwulan sebelumnya, di mana subsektor ini sempat mengalami penurunan sebesar 1,68% di triwulan I tahun 2025.

        Lebih lanjut, subsektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional turut mencatat lonjakan pertumbuhan yang signifikan, hingga mencapai 9,39%, jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2025 yang hanya sebesar 3,68%, maupun 4,47% pada triwulan IV tahun 2024. Kinerja positif juga terlihat pada industri kulit, barang kulit, dan alas kaki yang naik menjadi 8,31% dari yang sebelumnya 6,95% pada triwulan I 2025.

        Capaian positif sektor IKFT  turut ditopang oleh kinerja sektor unggulan. Berdasarkan data terbaru BPS, ekspor alas kaki (HS 64) sepanjang Januari - Agustus 2025 mencapai USD 5,16 miliar tumbuh 11,89% dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar USD 4,61 miliar. Ekspor tekstil dan produk tekstil (HS 50-63) juga mencatat kenaikan 0,24% menjadi USD 8,01 miliar dari sebelumnya USD 7,98 miliar. Secara total, ekspor gabungan alas kaki dan TPT menembus USD 13,17 miliar, naik 4,51% dibanding capaian tahun lalu mencapai USD 12,59 miliar. Selain itu, produk kimia (HS 38) juga memberikan kontribusi signifikan dengan nilai ekspor mencapai USD 6,12 miliar.

        Kinerja ini selaras dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode September 2025 yang menunjukkan industri manufaktur masih berada dalam zona ekspansi dengan nilai mencapai 53,02 poin. Berdasarkan hasil IKI selama tiga bulan terakhir, seluruh subsektor IKFT konsisten menunjukan fase pertumbuhan yang positif.

        Kemenperin terus berkomitmen dalam mendorong pengembangan dan penguatan industri melalui berbagai kebijakan strategis. Adapun bagi sektor IKFT, langkah yang ditempuh meliputi peningkatan ekspor, menjaga serta menjamin ketersedian bahan baku dan energi bagi industri dalam negeri, serta mendorong peningkatan utilisasi kapasitas produksi.

        Demi menjaga momentum pertumbuhan ini, Direktorat Jenderal IKFT Kemenperin mendorong kebijakan hilirisasi, khususnya pada industri kimia berbasis minyak dan gas serta sektor bahan galian bukan logam. Selain itu, penguatan basis ekspor pada komoditas andalan seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki juga menjadi prioritas.

        “Tindakan strategis ini diharapkan dapat memperkuat daya saing industri nasional sekaligus mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Bimo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: