Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Standard Chartered: Lonjakan Penggunaan Stablecoin Bisa Rebut Dana Bank Hingga US$1 Triliun!

        Standard Chartered: Lonjakan Penggunaan Stablecoin Bisa Rebut Dana Bank Hingga US$1 Triliun! Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lonjakan penggunaan stablecoin diproyesikan akan dapat menarik dana besar dari bank-bank di negara berkembang dalam tiga tahun ke depan hingga US$1 Triliun. Hal ini seiring dengan sikap investor yang  mencari keamanan dan likuiditas dari aset digital yang dipatok pada dolar dari Amerika Serikat (AS).

        Analis Standard Chartered, Geoff Kendrick mengatakan bahwa stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang nilainya ditambatkan pada aset lain, seperti dolar atau emas. Aset ini memainkan peran penting di pasar kripto, termasuk sebagai infrastruktur pembayaran dan sarana untuk mengirim uang lintas negara.

        Baca Juga: Visa Uji Coba Pra-Pendanaan Stablecoin untuk Pembayaran Lintas Batas

        "Adopsi stablecoin paling tinggi terjadi dalam negara-negara dengan mata uang lemah dan inflasi tinggi di mana risiko pelarian simpanan (deposit flight) semakin akut," ungkapnya dilansir Selasa (7/10).

        Meski saat ini stablecoin dilarang menawarkan imbal hasil, aset digital ini tetap menarik bagi pengguna yang mengutamakan pelestarian modal. Standard Chartered memproyeksikan pasar stablecoin global akan mencapai US$2 triliun pada 2028.

        Bank tersebut mencatat bahwa meski stablecoin mengancam simpanan tradisional, mereka juga menawarkan biaya remitansi yang lebih murah dan pembayaran yang lebih cepat.

        Baca Juga: Deutsche Börse Gandeng Circle, Bawa Stablecoin Teregulasi ke Eropa

        Banyak regulator di negara berkembang telah merespons dengan menguji mata uang digital dan meningkatkan sistem pembayaran. Namun, Standard Chartered memperingatkan bahwa jika otoritas lokal tidak beradaptasi dengan cepat, fenomena yang mereka sebut stablecoin summer dapat berubah menjadi musim dingin panjang bagi bank-bank dalam pasar negara berkembang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: