Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia tengah berupaya membangun kembali industri pariwisata yang terdampak paling parah akibat Covid-19.
Ini disampaikan Menko Airlangga dalam Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025 dan Southeast Asia Business Event Forum (SEABEF) di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2, Kabupaten Tangerang, Jumat (10/10/2025).
Baca Juga: Konferensi Musik Indonesia 2025 Bahas Strategi Ekosistem Hiburan Berkelanjutan
“Pasca Covid-19, banyak negara, termasuk Indonesia, tengah berupaya membangun kembali industri pariwisatanya. Saat ini, pariwisata global perlahan pulih, termasuk di Asia Tenggara,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Sabtu (11/10).
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga memberikan apresiasi atas kolaborasi antara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan Kementerian Pariwisata atas penyelenggaraan kegiatan.
Kawasan Asia Tenggara tercatat telah menyambut sekitar 123 juta wisatawan pada tahun lalu, meningkat dari 109 juta saat sebelum pandemi. Hal tersebut menunjukkan perbaikan persepsi terhadap kualitas pariwisata di kawasan ini.
Di Indonesia sendiri, sektor pariwisata terus menunjukkan tren positif dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 4% pada tahun 2024, naik dari 3,9% pada 2023.
Indonesia sendiri menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14 hingga 16 juta pada tahun 2025. Hingga Agustus 2025, jumlah kunjungannya telah mencapai 10,04 juta orang, meningkat 10,38% (yoy). Di sisi lain, target perjalanan wisatawan nusantara untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 1,08 miliar perjalanan.
Periode Januari–Agustus 2025 mencatat 807,55 juta perjalanan domestik, tumbuh sekitar 19,71% (yoy) dibandingkan tahun lalu.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah akan terus memperkuat ekosistem pariwisata nasional melalui berbagai kebijakan strategis.
Langkah-langkah yang ditempuh meliputi pembangunan infrastruktur untuk memperkuat konektivitas dan kualitas destinasi wisata, penguatan regulasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata.
Hingga saat ini, sebanyak 36 bandara internasional telah dibuka untuk mendukung konektivitas antarwilayah dan memperluas akses wisata di tanah air.
Selain itu, Pemerintah saat ini tengah mengembangkan Indonesia Quality Tourism Fund, dana abadi yang menjadi bentuk komitmen Pemerintah dalam mendukung keberlanjutan sektor pariwisata.
Pemerintah juga memberikan sejumlah insentif fiskal untuk sektor pariwisata, seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tiket penerbangan, insentif Pajak Penghasilan (PPh) bagi pekerja sektor pariwisata, serta dukungan finansial bagi industri yang merekrut peserta magang.
Selanjutnya, Pemerintah juga telah menyelesaikan revisi Undang-Undang Kepariwisataan yang baru saja disetujui oleh DPR. Revisi ini memperkuat paradigma baru pariwisata berbasis komunitas dan keberlanjutan, agar pembangunan pariwisata dapat lebih inklusif dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Selain itu, Pemerintah juga tengah menyiapkan Quality Tourism Standards sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan sesuai standar global.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga turut menyoroti pentingnya sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan industri pariwisata.
Berdasarkan riset Mordor Intelligence, nilai sektor MICE di kawasan Asia-Pasifik mencapai USD212,83 miliar pada Juni 2025 dan diproyeksikan meningkat sekitar 50% menjadi USD328,97 miliar pada 2030, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 9,1%.
“Untuk memaksimalkan potensi ini, kita perlu mengembangkan strategi yang tepat melalui kolaborasi yang kuat agar sektor ini tidak hanya tumbuh lebih kuat, tetapi juga lebih berkelanjutan. Saya yakin melalui forum ini kita dapat mengeksplorasi cara-cara strategis dan konkret untuk merespons berbagai tantangan. Dengan visi yang jelas, perencanaan strategis, dan kolaborasi yang kuat, saya yakin kita dapat mengembangkan titik balik penting untuk mendorong kemajuan sektor pariwisata,” pungkas Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: